Seperti yang diakui salah seorang PSK bernama Widi. Perempuan yang juga pemandu karaoke ini mengaku sudah punya pacar dan mengontrak satu rumah di Kaliwungu. Ia hanya mau berhubungan intim dengan pasangan kumpul kebonya. Meskipun banyak tamu yang mengajak dan bersedia membayar mahal, tetapi Widi tetap menolaknya.
“Kalau hanya colak-colek saat saya jadi PK, saya tidak masalah. Tapi kalau mengajak tidur bersama, saya menolak,” aku Widi.
Widi menambahkan, dirinya sudah berpacaran dengan seseorang yang diakuinya masih single itu sejak satu tahun lalu. “Tapi, ada juga penghuni sini yang mau diajak tidur, lho," jelasnya.
Penghuni GBL lain, Agrik (33), juga mengaku kerap menolak tamu yang mengajaknya kencan. Sebab, ia sudah mempunyai pacar dan sudah berkomitmen untuk tidak bercinta selain dengan sang pacar. “Kalau ingin gitu, ya sama pacar saya,” katanya.
Agrik menjelaskan, dirinya dulu memang pernah bersedia diajak bercinta oleh tamunya dengan tarif sesuai kesepakatan.
Ketua Resos GBL, Asmadi, menambahkan, mereka yang tidak mau melayani tamu tidur terutama penghuni GBL yang indekos di luar. Biasanya mereka berangkat ke GBL pada pagi hari dan pulang malam hari, seperti orang yang bekerja di perusahaan. Menurut Ahmadi, mereka dipelihara oleh lelaki yang menjadi pacarnya itu.
“Para PSK itu, terutama yang masih muda dan cantik-cantik, ‘dirusak’ oleh orang Kendal. Sebab, mereka dijadikan pacar, dan dilarang melayani tamu,” kata Asmadi.
Asmadi mengaku, lelaki yang memelihara para PSK cantik itu kebanyakan adalah suami para TKW. Mereka tidak betah setelah sekian tahun ditinggal pergi oleh istrinya bekerja ke luar negeri.
“Lelaki itu sangat keterlaluan. Sebab, uang kiriman istrinya dari luar negeri malah digunakan untuk memelihara PSK,” jelasnya. (bersambung)