Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1.200 Pelabuhan Rakyat Jadi Pintu Masuk Imigran Ilegal

Kompas.com - 11/10/2013, 23:21 WIB
Dani Prabowo

Penulis


PEKANBARU, KOMPAS.com — Maraknya aksi penyelundupan imigran gelap asal Timur Tengah yang masuk dari Malaysia atau Singapura ke Riau rupanya tidak terlepas dari banyaknya pelabuhan rakyat yang terdapat di Selat Malaka.

Tercatat, setidaknya tidak kurang dari 1.200 pelabuhan rakyat yang terdapat di sepanjang jalur garis pantai Provinsi Riau. "Selain garis pantai yang panjang, juga ada sekitar 1.200 pelabuhan rakyat yang ada di Riau. Mereka (imigran) masuk dari sana," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau Kombes Daniel Silitonga, Jumat (11/10/2013).

Daniel mengatakan, jalur laut merupakan jalur favorit yang biasa digunakan para imigran untuk masuk ke wilayah Riau. Selain karena panjang pantai Riau yang mencapai 1.600 km, wilayah tersebut juga cenderung minim penjagaan sehingga relatif mudah untuk dilalui.

Kendati demikian, ia mengatakan, pihaknya telah mengambil langkah antisipasi dengan cara bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut dan meningkatkan pengawasan terhadap pelabuhan rakyat tersebut.

"Imigran itu biasanya datang pada saat kita lengah, seperti saat pagi atau malam hari. Setibanya di Riau, mereka langsung menuju ke lokasi selanjutnya dengan kendaraan yang telah disiapkan penghubung," ujarnya.

Langkah antisipasi lainnya, dikatakan Daniel, polisi bekerja sama dengan pihak organda dan sejumlah rumah makan. Dengan demikian, deteksi keberadaan para imigran gelap tersebut dapat lebih mudah diketahui.

Ia mencontohkan, pernah dalam sebuah kasus Polda Riau menangkap imigran gelap yang sedang makan pada sebuah restoran. Penangkapan tersebut dilakukan setelah sebelumnya pemilik restoran menghubungi polisi karena melihat adanya imigran yang mencurigakan.

"Biasanya, para imigran itu setelah tiba oleh penghubungnya sudah disiapkan makanan di mobil. Tapi, ini kenapa saat itu sepertinya penghubungnya lupa menyiapkan makanan sehingga para imigran tersebut menyempatkan diri untuk makan di rumah makan," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com