Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pimpinan BNI Madura Pastikan Uang Nasabah Aman

Kompas.com - 10/10/2013, 14:56 WIB
Kistyarini

Penulis


PAMEKASAN, KOMPAS.com - Pemimpin Kantor Cabang Utama BNI 46 Cabang Pamekasan Bagus Suhandoko memastikan, uang para nasabah di yang disimpan di perusahaan itu aman, kendatipun sebagian uangnya telah digelapkan oleh oknum bawahannya.

"Nasabah pasti tidak akan dirugikan dengan kasus ini," kata Bagus Suhandoko di Pamekasan, Kamis.

Bagus Suhandoko mengemukakan hal ini, menanggapi kasus penggelapan uang yang dilakukan oknum anak buahnya di BNI Kantor Kas Ketapang, Sampang, EF, sebesar Rp 3.075.974.000 yang kini diproses hukum di Polres Sampang.

Pemimpin BNI Kantor Kas Ketapang, Sampang, EF ditangkap tim Reskrim, setelah dilaporkan oleh pimpinan BNI 46 KCU Pamekasan berdasarkan temuan hasil inspeksi mendadak yang dilakukan pertengahan September 2013.

"Dari sidak yang kami lakukan itu, selanjutkan kami menemukan adanya kejanggalan dan berdasarkan hasil audit internal, yang bersangkutan memang terbukti menggelapkan uang," kata Bagus, menjelaskan.

Sebelum menjabat sebagai Pemimpin di Kantor Kas BNI Ketapang, Sampang, EF pernah menjabat sebagai supervisor kas, dan petugas "teller".

Saat ini yang bersangkutan telah dinonaktifkan sementara sebagai pemimpin di kantor kas BNI Ketapang, Sampang, hingga proses hukumnya di kepolisian selesai.

"Selain diproses hukum, yang bersangkutan juga akan disanksi di internal perusahaan dan menurut hemat kami, pelanggaran yang dilakukan yang bersangkutan tergolong sangat berat," kata Bagus yang menjabat sebagai Pemimpin BNI 45 Cabang Pamekasan sejak Juni 2012 ini.

Dalam keterangan persnya kepada sejumlah wartawan di Pamekasan, Pemimpin KCU 46 Pamekasan, Madura Bagus Suhandoko juga membantah pihaknya menghindar dari wartawan sebagaimana telah diberitakan di sejumlah media. Ia beralasan, saat itu yang berhak menyampaikan konfirmasi, hanya pemimpin KCU dengan tujuan agar satu suara.

Selain Eka, ada tiga karyawan lainnya dari total lima karyawan BNI yang bekerja di kantor kas BNI Ketapang, Sampang. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk menekan terjadi hal-hal yang berpotensi mengganggu kepercayaan masyarakat.
     
BNI 46 Cabang Pamekasan, Madura atas penggelapan uang kantor milik perusahaan itu berdasarkan hasil temuan audit internal pihak BNI.

Kepada tim penyidik Polres Sampang EF mengaku, aksinya itu dilakukan, untuk bermain judi online dan berpesta bersama perempuan-perempuan sewaan.

Kapolres Sampang AKBP Imran Edwin Siregar dalam rilis yang disampaikan kepada wartawan sebelumnya menyatakan, penanganan kasus penggelapan uang senilai Rp3 miliar lebih ini akan dilakukan secara terpisah antara kasus penggelapan uang dan judi "online" (daring) yang dilakukan tersangka.

"Kalau kasus untuk penggelapannya kamu jerat dengan Pasal 374 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang penggelapan, sedangkan kasus perjudiannya, nantinya akan kami jerat dengan pasat perjudian," papar Kapolres.

Dari total dana sebesar Rp 3.075.974.000 yang digelapkan tersangka EF, itu sebesar Rp1,6 miliar di antara diakui digunakan untuk bermain judi "online", sedang dan Rp2,15 miliar sisanya bersenang-senang bersama perempuan.

Jenis judi "online" yang dimainkan tersangka adalah judi bola, dengan para pejudi antarnegara dan tempatnya di Jakarta setiap Selasa dan Jumat.

"Tersangka ini juga membuat sejumlah rekening bayangan untuk memuluskan aksinya, dan salah satunya atas nama Ferry Bramantia, bahkan nama seorang anggota polisi juga sempat dicatut yang bersangkutan," kata Kapolres Sampang AKBP Edwan Erwin Siregar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com