Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelacur "Berkelas", Bikin Ijazah "Bodong" untuk Kuliah

Kompas.com - 08/10/2013, 11:10 WIB
Kontributor Samarinda, Yovanda Noni

Penulis

SAMARINDA, KOMPAS.com — Berbalut rok mini warna hitam dengan baju motif "animal print", Ayu (bukan nama sebenarnya) terlihat seksi malam itu. Dandanan wanita yang mengaku sehari-hari bekerja sebagai kasir di salah satu kelab malam di Samarinda itu terlihat sangat berkelas.

"Maaf ya lama datangnya, soalnya macet," ujar Ayu saat tiba di salah satu kafe di kawasan Jalan Gatot subroto, Samarinda. Sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman dia berujar, "Eh, wawancaranya ini enggak gratis lho." Lalu, dia tertawa lebar.

Tentu, dandanan berkelas dan serba mewah yang ditampilkan gadis ramping berusia 24 tahun itu tak dibiayai dari gajinya sebagai kasir. Sejak lulus SMP, Ayu sudah terjerumus ke dalam bisnis pelacuran. Kala itu, dia mencoba peruntungannya di Jakarta.

"Awalnya saya gadis baik-baik kok. Sayangnya, saya tidak sabar mencari pekerjaan halal, akhirnya takdir membawa saya menjadi ladies di Ibu Kota," ungkapnya.

Tanpa ditanya, gadis itu langsung menceritakan perjalanan hidupnya. Dia seolah sudah mengerti apa yang diinginkan pencari berita. Sebab, tak hanya sekali ini dia diwawancarai seputar kehidupan dunia malam yang digelutinya.

Mulanya, Ayu pergi ke Ibu Kota untuk mencari kerja. Sayang, latar belakang pendidikan yang hanya lulusan SMP tak membuatnya mendapat banyak pilihan pekerjaan.

Ayu yang datang dari pelosok desa di Kalimantan Timur lantas hijrah ke Samarinda. Alasannya, dia melihat tetangga sebayanya yang berhasil menjadi kaya setelah dua tahun merantau di Kota Tepian.

"Dari kawan saya itulah, akhirnya saya tahu kalau ada pekerjaan di salah satu kelab malam. Dia bilang cuma kasir dan front office. Ternyata, yang dibutuhkan penari dan ladies yang harus menemani tamu-tamu yang datang," kata Ayu.

Sejak saat itu, Ayu pun menekuni profesi gandanya sebagai pekerja seks komersial. Namun, berkali-kali dia mengingatkan bahwa dia PSK "berkelas" dan bukan PSK pinggir jalan.

Dulu, saat pertama bekerja sebagai pelacur, Ayu mengaku bisa menerima sembarang tamu. Tetapi, setahun berjalan, dia mulai terkenal dan tidak sembarang mencari pelanggan. Tarifnya kini Rp 1 juta per malam. Tak hanya itu, Ayu hanya mau menginap di hotel berbintang dengan kendaraan mobil pribadi. Bahkan, tak jarang, Ayu meminta pembayaran dalam bentuk mata uang dollar AS.

Memanfaatkan situs jejaring sosial dan layanan BlackBerry Messenger, Ayu menjajakan diri kepada para pelanggannya. Uang yang diperoleh dari "bisnis" inilah yang lalu digunakan Ayu untuk "memperbaiki" diri. Tak hanya secara fisik, Ayu pun menaikkan "kelasnya" dengan cara mencari ijazah SMA dan berkuliah.

Ayu mengaku berhasil membuat ijazah "bodong" sebagai modal untuk mendaftar ke perguruan tinggi ternama di Samarinda. Kini, Ayu yang hanya lulusan SMP itu sudah tercatat sebagai seorang mahasiswi.

Dia sadar dengan ijazah seadanya dia tidak akan bisa mencari pekerjaan yang diimpikan. Jika harus kembali ke kampung, maka ia akan menanggung malu. Sebab, saat mau berangkat, dia menceritakan ke semua tetangganya kalau dia akan kaya raya saat pulang nanti.

"Hidup itu singkat, buat apa menangisi takdir. Lebih baik tetap tersenyum dan menjauh dari pikiran-pikiran yang bikin cepat tua," celoteh perempuan berlesung pipit ini.  (Bersambung....)

***
Baca juga:  Bermodal Ijazah "Bodong", Penjaja Seks Gaet Dosen Jadi Pacar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com