Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kota Yogya Dikisahkan dengan Tarian

Kompas.com - 07/10/2013, 21:49 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis


YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Seratus orang yang terdiri dari seniman dan mahasiswa menampilkan tari yang bercerita sejarah berdirinya kota Yogya di Pagelaran Keraton. Tarian yang dipertunjukkan sebelum Sabdatama dari Sri Sultan HB X ini mendapat apresiasi cukup meriah dari para pejabat Pemerintaha Kota DIY maupun ratusan warga yang menyaksikan pementasan.

Seusai pawai budaya, rangkaian acara peringatan HUT ke-257 Kota Yogyakarta dilanjutkan di dalam Pagelaran Keraton. Sebelum tiba acara puncak, yakni Sabdatama dari Sri Sultan HB X, para pejabat pemerintahan dan warga dihibur dengan tarian kolosal yang menceritakan sejarah berdirinya Kota Yogyakarta.

Cerita berawal dari perjanjian Giyanti yang menjadi cikal bakal Sultan Hamengkubuwana I mendirikan Keraton Ngayogyokarto Hadiningrat. Turut ditampilkan juga dalam tarian dimana ketika era Kemerdekaan, keraton memutuskan untuk bergabung dengan Republik Indonesia. Kisah sejarah berdirinya kota Yogyakarta diakhiri dengan cerita era modern saat ini.

"Cerita sejarah berdirinya Kota Yogyakarta, sebagian besar kita ambil dari Babat Tanah Jawa. Namun untuk era modern hanya kita cuplik yang penting-penting saja," ujar Kristanti Purnamaningrum, sutradara tari kolosal sejarah berdirinya kota Yogya, saat ditemui di Pegelaran Keraton, Senin (7/10/2013).

Kristanti memaparkan, total ada 100 penari yang menarikan cerita sejarah berdirinya kota Yogyakarta. Mereka terdiri dari penari dan mahasiswa jurusan tari yang ada di DIY, seperti dari Instutut Seni Indonesia (ISI) dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

"Persiapannya hanya satu bulan, karena sebagian besar sudah memiliki basic tari. Sehari kita latihan 4 sampai 5 jam," ucapnya.

Kristanti mengaku, meski tak mendapat masalah di basic menari dan konsep cerita, namun karena cerita sejarah berdirinya kota Yogya ditarikan secara kolosal, maka pengaturan jadwal setiap pemainlah yang sedikit menjadi kendala dis aat persiapan. "Ya, karena masih ada yang kuliah, jadi kita harus menyesuaikan dengan jadwal kuliah pemain. Tapi untungnya dari persiapan sampai dengan pementasan tadi semuanya lancar dan sukses," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com