Menurut keterangan para saksi, Herry semula mau menyelipkan parang yang dipegangnya ke pinggang. Namun, karena sedang berada di bawah pengaruh minuman keras, tanpa disadari, parang itu malah menembus perut dan pahanya. Herry pun mengalami luka berat.
Kejadian berawal ketika Herry terlibat perselisihan dengan anaknya Ferly Bukanaung. Perselisihan yang terjadi di rumah, berlanjut dengan aksi kejar-kejaran hingga ke luar rumah. Herry mengejar anaknya sambil mengacungkan sebilah parang.
Melihat hal tersebut, seorang tetangga lalu menegur Herry untuk tidak menggunakan parang. Herry pun menurut dan hendak menyimpan kembali parang dengan cara menyelipkannya di pinggang.
Sial, ternyata parang tersebut malah menusuk perutnya sendiri. Akibat mabuk, Herry tidak menyadari kalau dia sudah terluka berat. Dengan luka yang dalam, dan darah yang deras mengalir, Herry kemudian terjatuh di depan rumah salah satu kerabatnya.
Melihat hal itu, warga lalu melarikan Herry ke rumah sakit. Namun, karena pendarahan hebat yang dialaminya, nyawa Herry tidak bisa tertolong.
Kepala Polsek Mapanget AKP Adrie Ratela mengaku sedang mengumpulkan informasi dari lokasi dan telah mengamankan barang bukti.
Menurut Ratela, keluarga Herry menganggap kematian itu disebabkan karena kelalaian Herry sendiri. "Kami sudah buatkan surat keterangan penolakan visum dan pernyataan tidak ada pihak yang keberatan dari keluarga," ujar Ratela.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.