Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu Bocah 5 Tahun yang Dianiaya Ayah Kandung...

Kompas.com - 04/10/2013, 15:05 WIB
Kontributor Singkawang, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

SINGKAWANG, KOMPAS.com — Isak tangis seorang bocah perempuan sontak mengagetkan pengunjung dan pasien salah satu bangsal di RSUD Abdul Azis Singkawang, Kalimantan Barat, Jumat (4/10/2013).

Sekujur tubuhnya terlihat dipenuhi luka yang sudah mulai mengering. Luka tersebut didapatnya dari ayah kandungnya sendiri, yang tega menganiayanya.

Bocah perempuan berusia 5 tahun itu pun terlihat masih trauma dengan perilaku ayahnya. Bahkan untuk bertemu dengan orang asing, dia masih enggan. Pelukannya erat mendekap badan Warijo, seorang pria yang akrab disapanya "Om".

Warijo salah satu anggota keluarga pasien lain yang menempati bangsal tempatnya dirawat. Sesekali bocah itu mengintip dari balik badan Warijo. Ketika sadar kamera mengarah kepadanya, isak tangisnya pun kembali pecah. Dia tampaknya masih enggan untuk berkomunikasi dengan orang asing.

Sebelumnya diberitakan, UN (31) tega menganiaya putri kandungnya sendiri. Tak hanya memukul dengan benda tumpul, UN pun tak segan menyundutkan api rokok ke tubuh darah dagingnya itu. Bahkan, alat vital bocah malang itu juga disundut dengan rokok.

Di kepalanya terdapat luka yang cukup besar dan mulai mengering, bekas hantaman benda tumpul.

UN ditangkap di rumahnya di Jalan Pulau Belitung, Singkawang, Kalimantan Barat, Sabtu (29/9/2013) malam. Penangkapan berawal dari adanya laporan masyarakat, yang kerap mendengar suara tangis anak kecil dari rumah tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com