Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Dampak Kemarau, Petani Pinrang Gali Selokan

Kompas.com - 25/09/2013, 13:25 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis

PINRANG, KOMPAS.com - Dampak kekeringan yang menyebabkan ratusan hektar lahan persawahan di Pinrang, Sulawesi Selatan terancam puso, memaksa para petani mencari solusi cepat.

Salah satu hal yang dilakukan para petani tersebut adalah dengan menggali dasar kanal untuk mencari sumber air. Selain itu, mereka pun memakai mesin pompa untuk menyedot air dari selokan.

Hal ini diharapkan bisa mengatasi masalah kekeringan yang telah melanda kawasan itu sejak dua bulan terakhir. Saat ini, di sejumlah kecamatan di Pinrang, seperti Duampanua, Paleteang. Patampanua dan Lembang petani menggunakan cara itu untuk memecahkan masalah.

Sejumlah petani di Paleteang misalnya. Mereka terlihat menggali dasar selokan lebih dalam agar bisa mendapatkan sumber air tanah yang bisa disedot, dan dialirkan ke areal petak-petak sawah mereka.

Sejumlah petani lainnya menyedot air comberan, atau  menampung sisa gengan air kanal dan mengalirkannya juga ke sawah dengan bantuan mesin pompa.

Sayangnya, cara ini tak bisa dilakukan serentak di semua lokasi mengingat sumber air yang terbatas. Bagi petani yang kini memiliki sumber air yang cukup, cara ini bisa diterapkan menggunakan bantuan mesin pompa. Namun petani yang kesulitan mencari sumber air tak bisa menguji coba cara ini.

Kepala Lingkungan Paleteang Bachtiar mengatakan, petani di sepanjang muara sungai dan kanal irigasi, kini sedang menguji coba sistem pompanisasi. Sumber-sumber air dari dasar kanal yang tak bisa dialirkan ke petak sawah disedot menggunakan mesin pompa.

“Kita coba mengalirkan air di dasar selokan yang masih ada, menggunakan mesin pompa agar bisa dimanfaatkan untuk menyelamatkan padi yang terancam kekeringan.” ujar Bachtiar.

Terkait upaya ini, para petani mengaku harus menambah biaya operasional hingga Rp 200 ribu per satu mesin setiap hari, untuk menyedot sumber air agar bisa sampai ke petak-petak sawah mereka. Sementara mereka telah menginvestasikan modal operasional dari biaya garap, pupuk, dan sarana produksi lainnya hingga proses pemeliharaan lain.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com