Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aniaya Mahasiswi di Barak, Brigadir Polisi Masih Melenggang Bebas...

Kompas.com - 21/09/2013, 06:26 WIB
Kontributor Kolaka, Suparman Sultan

Penulis

KOLAKA, KOMPAS.com — Oknum polisi yang diduga melakukan penganiayaan terhadap seorang mahasiswi di Barak Dalmas Polres Kolaka, Sulawesi Tenggara, masih bebas melenggang. Dia bahkan masih terlihat bebas berkerumun bersama teman-temannya. Lagi-lagi, hanya janji menjadi jawaban yang diberikan polisi.

"Yang jelas masalah ini masih terus berlanjut dan saat ini masih melakukan pengumpulan data serta pemeriksaan saksi," kata Kabag Humas Polres Kolaka Ajun Komisaris Nazaruddin, Jumat (20/9/2013). Kasus ini, ujar dia, masih terus ditangani oleh unit Profesi dan Pengamanan Polres Kolaka.

Seorang polisi berpangkat brigadir, yang diketahui berinisial G, diduga menganiaya seorang mahasiswi kedokteran di markas Dalmas Kolaka, beberapa waktu lalu. Akibat penganiayaan itu, korban berinisial EN (23) mendapatkan luka lebam bekas pukulan di muka, sementara dua giginya tanggal.

Nazaruddin belum dapat memastikan apakah kasus ini akan dibawa ke ranah pidana umum atau hanya akan menjadi kasus pelanggaran disiplin anggota kepolisian. 

"Dilakukan kajian mendalam terhadap kasus ini. Jelasnya, saat ini polisi tidak akan pernah membeda-bedakan kalau menangani kasus," ujar Nazaruddin. Dia berjanji institusinya bertindak adil dan siapa yang berbuat salah akan mendapatkan hukuman setimpal.

Seperti diberitakan sebelumnya, penganiayaan itu terjadi pada Kamis (19/9/2013). Kepada sejumlah wartawan, EN menuturkan penganiayaan terjadi di Barak Dalmas Polres Kolaka. Meski saat itu ada banyak polisi lain di lokasi kejadian, menurut dia, tak satu pun yang turun tangan ketika penganiayaan terjadi.

"Tadi itu, G (pelaku) ajak saya ketemuan, saya naik taksi. Pas saya turun dari taksi, langsung dia pukul. Setelah itu dia paksa saya masuk di dalam barak. Sempat saya minta tolong dengan cara menulis di sebuah kertas. Tapi tidak ada anggota polisi yang tolong. Saat saya dipukul, di situ banyak polisi di belakang," katanya, Kamis (19/09/2013).

Menurut EN, setelah penganiayaan itu, G sempat memintanya tak membeberkan insiden tersebut kepada keluarga. "Dia kasih tenang saya supaya saya tidak melapor. Pas dia lengah, saya langsung lari keluar, Pak. Ini mukaku bengkak dia pukul, bahkan dua gigiku jatuh," katanya sembari meringis.

Ditemani kedua orangtuanya, EN langsung mendatangi Provos Polres Kolaka untuk melaporkan masalah ini. Sesudah membuat laporan, EN pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan bukti visum atas penganiayaan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com