Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Danau Toba 2013 Pilih Si Gale-gale sebagai Ikon

Kompas.com - 12/09/2013, 20:01 WIB
Kontributor Pematangsiantar, Tigor Munthe

Penulis


SAMOSIR, KOMPAS.com — Festival Danau Toba (FDT) 2013 yang berlangsung di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, menjadikan Si Gale-gale sebagai ikon. Dulu disebut Pesta Danau Toba, FDT 2013 ini mengusung tema Argado Bona Ni Pinasa. Kegiatan ini juga melibatkan banyak pegiat seni dan kebudayaan tidak saja dari Sumatera Utara, tetapi juga dari luar Sumatera bahkan dari mancanegara.

Salah satu daya tarik di arena FDT 2013 yang digelar pada 8 hingga 14 September 2013 adalah sosok Si Gale-gale raksasa yang ditambatkan di tepi pantai perairan Tuktuk Siadong.

Dengan wajah dan badan menghadap ke tengah danau, sosok raksasa itu seolah berdiri sejajar dengan perbukitan yang mengitari Danau Toba. Selembar ulos terselempang membalut mulai dari pundak, punggung, hingga kaki. Kepalanya mengenakan topi yang dalam bahasa Batak disebut Bulang-bulang.

“Materialnya dalam konsep Si Gale-gale adalah lampion, bukan patung. Si Gale-gale secara masif, tapi sifatnya adalah lampion. Kami beri lampu sehingga pada waktu malam dia bisa bercahaya. Dan bisa dilihat dari jauh,” jelas Onny Koes Harsono, sosok di balik konsep pembuatan Si Gale-gale sebagai ikon FDT 2013, ketika ditemui di Hotel Duma Sari, Tuktuk Siadong, Kabupaten Samosir, Selasa (10/9/2013).

Benar saja, ketika didekati bola mata Si Gale-gale bersinar seperti lampu yang mengeluarkan cahaya warna biru muda. Tangannya mengembang, layaknya manortor.

Sosok Si Gale-gale raksasa ini benar-benar menjadi pusat perhatian setiap wisatawan dalam negeri pun mancanegara ketika menyaksikan perhelatan FDT 2013. Sayangnya, karena Si Gale-gale setinggi 16 meter itu ditempatkan di atas danau, wisatawan yang ingin mendekat untuk sekadar melihat atau berfoto mengalami kesulitan.

“Kita bersama-sama dengan Rizaldi Siagian, saya ditugaskan untuk menciptakan roh Festival Danau Toba 2013. Dapatlah ide Si Gale-gale apung. Kenapa apung? Karena saya menginginkan ada unsur air sebagai cirinya Danau Toba. Karena Danau Toba adalah suatu danau yang hanya dimiliki kita di Indonesia, di mana ada Pulau Samosir dan di situlah pusat budaya Tanah Batak, asal usulnya pun di situ dengan ikon Si Gale-galenya, kita buatlah seperti ini,” ujar Onny, yang juga dikenal sebagai pekerja seni di dunia teater nasional.

Si Gale-gale raksasa ini tidak berbahan kayu seperti biasanya, melainkan dibuat dengan rangka besi beton. Menurut Onny, bahan besi dipilih agar Si Gale-gale kuat dan kokoh sedangkan bagian luarnya digunakan kain parasit dengan beberapa warna.

“Inilah hasilnya, semoga ini menjadi ikon. Dan untuk tahun-tahun selanjutnya mungkin bisa akan lebih meriah. Karena konsepnya sebetulnya bukan hanya satu. Ada satu yang besar ini, ada dua setinggi 10 meter, dan 14 unit Pangulu Balang atau penggawa. Dan itu belum terealisasi untuk tahun ini. Moga-moga di tahun selanjutnya bisa direalisasi dan saya mencoba mencari lagi tampilan dari pada ikon ini. Saya harapkan Si Gale-gale tetap menjadi ikon untuk Festival Danau Toba selanjutnya,” harap Onny.

Pembuatan Si Gale-gale dikerjakan di Cibinong selama sepuluh hari. Beberapa bagian yang sudah dikerjakan kemudian dibawa ke Kabupaten Samosir dengan menggunakan truk. Setiba di lokasi yang telah direncanakan, bagian-bagian Si Gale-gale disatukan.

Ada cerita tersendiri dari Onny saat proses peletakan Si Gale-gale di tengah danau, satu hari menjelang pembukaan FDT, Si Gale-gale sempat hanyut dan hilang. Untungnya, berkat bantuan polisi air dan Tim SAR, Si Gale-gale ditemukan kembali.

“Pada waktu ingin menempatkan Si Gale-gale apung di tengah danau, kami ada problem dengan kedalaman Danau Toba yang tidak bisa diprediksi. Dalamnya bukan main, sehingga jangkar yang mau kita lepaskan itu tidak sampai. Setelah sempat hanyut dan hilang, akhirnya kami tambatkan di sini supaya aman. Karena untuk menghidupkan lampu perlu power listrik, dan itu yang sangat sensitif. Kalau itu di tengah dan hanyut, ada ketakutan juga masalah listrik,” paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com