Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa Magelang Ikuti Simulasi Penanganan Bencana

Kompas.com - 12/09/2013, 14:09 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com - Gempa! Gempa! Gempa! Seruan dari ratusan siswa dan guru uara teriakan ratusan siswa dan guru tiba-tiba menyeruak di tengah suasana belajar di SMK Pius Kota Magelang, Kamis (12/9/2013).

Mereka berlarian ketakutan sambil menutup kepala mereka buku, tas atau benda-benda seadanya menuju ke titik kumpul di lapangan basket. Ada pula yang berlindung di bawah kursi dan meja.

Di saat yang hampir bersamaan, ada kobaran api di salah satu sudut sekolah yang terletak di Jalan A. Yani Kota Magelang itu. Beberapa siswa tampak sigap memadamkan api menggunakan karung goni yang sudah dibasahi api. Ada pula siswa yang menggunakan alat pemadam api ringan.

Begitulah gambaran simulasi bencana yang diadakan Kantor Kesbangpol dan Linmas Kota Magelang di SMK Pius Kota Magelang. Simulasi yang diikuti oleh sedikitnya 250 perwakilan siswa SMA dan SMK se-Kota Magelang itu bertujuan meningkatkan kesigapan sekolah dalam menghadapi bencana gempa bumi.

Dalam simulasi tersebut, para peserta dilatih cara mengantisipasi bencana bumi dengan benar oleh tim dari Batalyon Armed 11 Kostrad Guntur Geni Magelang. Misalnya, jika terjadi gempa bumi, mereka diimbau tidak panik.

Sebaliknya mereka harus segera menyelamatkan diri ke tanah lapang. Jika sedang berada di ruangan, segera berlindung di bawah kursi, meja atau tempat tidur. Saat berlari, lindungi kepala dengan benda-benda yang sekira aman, seperti tas atau buku.

Selain simulasi antisipasi gempa bumi, peserta juga dilatih langsung oleh Eko Yuniarto, Kepala UPTD Pemadam Kebakaran Kota Magelang tentang bagaimana bersikap jika terjadi  kebakaran. Eko menjelaskan, jika muncul kobaran api mereka diminta tidak panik, tetapi segera menghubungi pemadam kebakaran.

Eko juga memberi contoh cara memadamkan api secara mudah dan sederhana, yaitu dengan karung goni yang sudah dibasahi air atau jika ada dengan alat pemadam kebakaran ringan. “Jika tidak ada karung goni, bisa pakai handuk, selimut atau kain tebal lainnya yang sebelumnya dicelupkan dulu di air. Namun intinya, jangan panik dulu,” jelas Eko.

Kepala Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Magelang Joko Wahidin menjelaskan, simulasi bencana itu penting mengingat wilayah Kota Magelang rentan terhadap terjadinya bencana terutama kebakaran pada musim kemarau, tanah longsor, angin puting beliung terlebih ancaman gempa bumi.

“Apalagi banyak sekolah-sekolah di Kota Magelang memiliki bangunan berlantai dua. Tentu hal ini sangat rawan terhadap bencana gempa bumi dan kebakaran, yang berakibat kerugian baik materiil maupun immaterial bagi masyarakat,” jelas Joko di sela-sela kegiatan simulasi.

Oleh karena itu, lanjut Joko, diperlukan kewaspadaan dan kesiagaan warganya khususnya bagi pelajar SMA dan SMK serta Guru dan karyawan sekolah dalam mengantisipasi dini terjadinya bencana yang datangnya tidak dapat diperkirakan kapan dan dimana.

“Setelah simulasi ini diharapkan peserta mampu memberikan pertolongan kepada dirinya sendiri, masyarakat di sekitarnya serta mampu berkoordinasi dan bekerjasama dengan pihak-pihak yang terlibat langsung dengan penanggulanagan bencana,” tandas Joko.

Tegar, salah satu peserta simulasi dari SMA Muhammadiyah 1 Kota Magelang mengaku antusias mengikuti kegiatan simulasi ini. Sebab, menurut siswa kelas XI itu kegiatan tersebut bisa menambah pengetahuan tentang antisipasi dini terhadap bencana gempa bumi dan kebakaran.

“Senang sekali, karena jadi tahu apa yang sebaiknya dilakukan kalau ada gempa bumi atau kebakaran,” ujar Tegar yang mengaku baru pertama kali mengkuti kegiatan simulasi bencana ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com