Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PP Otda: Peni Suparto Gagal Memimpin Kota Malang

Kompas.com - 11/09/2013, 18:39 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis


MALANG, KOMPAS.com - Sebelum serah terima jabatan kepada Wali Kota dan Wakil Wali Kota terpilih Kota Malang, Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) masa akhir jabatan Wali Kota Malang, Peni Suparto sudah ditolak oleh Pusat Pengembangan Otonomi Daerah dan Demokrasi (PP Otda) Universitas Brawijaya (Unbraw) Malang, Jawa Timur.

Peni dinilai gagal memimpin Kota Malang dan tidak menjalankan program sesuai dengan visi yang telah ditetapkan. Tanggapan LKPJ versi PP Otoda UB Malang itu, disampaikan oleh Solehuddin, Ketua tim kajian PP Otoda, Rabu (11/7/2013). Menurutnya, dari hasil advokasi dan analisis PP Otoda, sejak Peni Suparto menjabat Wali Kota Malang (2008-2013), ada enam program yang tidak dijalankan. Pertama, beber Solehuddin, bidang pendidikan.

"Jumlah angka buta huruf di Kota Malang masih mencapai 17 ribu jiwa. Hal itu sesuai dengan data BPS tahun 2012. Sangat ironis, karena Kota Malang sebagai kota pendidikan. Masih banyak pungutan liar kepada peserta didik," katanya.

Pendidikan murah hampir tidak terlaksana dan dirasakan oleh masyarakat Kota Malang. "Guru saja tak lepas dari pungutan liar. Proses sertifikasi masih ada pungli. Pendidikan nonformal nyaris tak diperhatikan," tegasnya.

Kegagalan kedua Peni Suparto, jelasnya, adalah soal pelayanan publik yang masih buruk. Karena tidak adan mekanisme pengaduan dan penindakan yang jelas terhadap setiap pengaduan dari masyarakat. "Pengurusan perizinan masih carut marut," katanya.

Selanjutnya adalah tata kota. Pembangunan pusat-pusat perbelanjaan modern dan pemukiman menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat. "Warga Malang dibuat hidup tidak nyaman, seperti kasus pembangunan mal yang ditolak masyarakat, tetapi tetap dibangun," katanya.

Banjir, katanya, masih sering menimpa Kota Malang. Hal tersebut diakibatkan karena tidak adanya pengelolaan tata kota yang berkelanjutan. "Kota Malang setiap musim hujan selalu dihantui banjir," akunya.

Kegagalan lain Peni lainnya dalam memimpin Malang, lanjut Solehuddin, adalah pembangunan pariwisata yang tidak jelas. Kota Malang hanya menjadi persinggahan bagi wisatawan. "Kota Malang sampai saat ini tidak memiliki landmark wisata Kota Malang. Banyak tempat sejarah yang sudah hilang," katanya.

Di bidang kesehatan pun, Solehuddin menganggap Peni gagal dalam menambah jumlah tim medis. Pemkot Malang akan menambah 80 tenaga medis dan 270 tenaga medis ahli gizi, namun rencana itu tidak terealisasi. "Hanya janji semata," tegasnya.

Terakhir, tambah Solehuddin, Peni Suparto gagal merealisasikan Kota Malang sebagai kota layak anak. "Kegagalan itu terbukti, Kota Malang sampai kini belum memiliki peraturan daerah yang melindungi ibu dan anak. Akibatnya, jumlah kematian ibu dan anak masih cukup tinggi, karena memang masih belum ada Perdanya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com