Biaya produksi lebih besar daripada keuntungan yang didapat membuat mereka terancam tidak bisa membayar angsuran pinjaman usaha mereka dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dari kelurahan.
"Kita sudah banyak potong biaya produksinya, seperti tidak lagi memperkerjakan pegawai, namun belum bisa menutup juga. Dana buat angsuran pinjaman belum ada, mas," kata Wiyono, salah satu perajin tahu, Selasa (10/9/2013).
Sementara itu, sejak kenaikan harga kedelai sebulan yang lalu, Wiyono dan puluhan perajin tahu di desanya, mengalami penurunan produksi hingga 45 persen. Awal pekan ini mereka terpaksa menaikkan harga tahu menjadi Rp 6.000 dari Rp 5.000 per kilogram.
"Gambling saja mas, kalau laku ya syukur, kalau enggak ya sudah. Tapi kalau tidak dinaikkan kita tidak bisa mendapat keuntungan," katanya.
Perajin tahu berharap pemerintah segera melakukan tindakan yang bisa menurunkan harga kedelai. Harga kedelai yang sebelumnya Rp 7.000 per kilogram, terus merangkak naik setelah Lebaran. Hari ini kedelai sudah tembus Rp 9.000 per kilogram. "Kalau seperti ini terus pasti sudah bangkrut, mas. Pasrah," ucap Wiyono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.