Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah Penderita Penyakit Langka Meninggal Dunia

Kompas.com - 05/09/2013, 16:41 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com — Duka menyelimuti keluarga Nursalim (47), warga Dusun Kedon, Desa Pasuruhan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Putri keduanya, Putri Oktamania (13), yang menderita penyakit langka, akhirnya mengembuskan napas terakhir, Kamis (5/9/2013) dini hari.

Putri sempat dirawat di Rumah Sakit Umum (RSU) Tidar Kota Magelang selama empat hari karena penyakit ITP yang dideritanya sejak lebih kurang tiga tahun lalu. ITP adalah kelainan pada sel pembekuan darah atau trombosit yang jumlahnya menurun dari normalnya.

Nursalim menceritakan, sebelum meninggal, gadis kecil yang masih duduk di bangku kelas VI SD Pasuruhan 2 Magelang itu mengalami pendarahan hebat. Darah keluar dari mulut, hidung, kemaluan, dan telinganya. Anak kedua dari dua bersaudara itu juga tidak bisa buang air kecil, besar, bahkan untuk tak bisa buang angin. Seluruh tubuhnya membengkak. Untuk berbaring pun Putri tidak mampu karena kesakitan.

"Waktu itu, saya hanya mampu berdoa dan pasrah kepada Allah SWT, mungkin ini jalan yang terbaik bagi Putri. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin," ujar Nursalim berkaca-kaca.

Bagi Nursalim, semasa hidup Putri adalah anak yang periang. Tidak heran jika Putri memiliki banyak teman, tidak hanya di rumah, tetapi juga di sekolah. Prestasi di sekolahnya juga tidak mengecewakan, Putri selalu masuk peringkat 10 besar. Nursalim ingat betul, sejak kecil, Putri bercita-cita ingin jadi dokter.

"Putri ingin jadi dokter, kalau Mamak (Ibu) sakit, nanti Putri yang ngobati," tutur Nursalim menirukan ucapan Putri.

Menurut Nursalim, Putri memiliki sifat yang keras, jika mengingankan sesuatu harus terwujud. Tidak hanya itu, Putri juga dikenal sebagai anak yang penurut, terutama kepada ibunya, Warjiyah (44). Tidak heran jika ibunya begitu terpukul atas meninggalnya Putri. Warjiyah masih shock hingga belum mampu menemui tamu-tamu yang melayat.

Ingin pergi ke Surga

Dikisahkannya, sebelum meninggal, Putri beberapa kali berucap dengan ibunya bahwa Putri ingin pergi ke surga. Ucapan Putri tersebut tak ayal membuat ia dan Warjiyah merasa sangat sedih. "Mamak, Putri mau pergi ke surga. Di sana adem," ujar Nursalim menirukan ucapan Putri lagi.

Kepada Kompas.com, Nursalim menyampaikan terima kasih atas pemberitaan tentang kondisi Putri pada Rabu (4/9/2013) kemarin. Dari pemberitaan tersebut, katanya, ada salah seorang donatur yang dengan sukarela menanggung seluruh biaya pengobatan Putri di rumah sakit. Bagi Nursalim, bantuan tersebut sangat berarti sebab dia sempat putus asa lantaran tidak memiliki biaya untuk pengobatan Putri.

Selama ini, dia terpaksa sering meminjam uang kepada kerabat dan tetangga. Pekerjaannya sebagai buruh serabutan di depo pasir tidak cukup untuk membiayai pengobatan Putri yang mencapai ratusan juta rupiah. Meskipun istrinya juga turut bekerja sebagai buruh cuci, pendapatan itu hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah kakak Putri.

Kondisi Nursalim dan keluarga semakin tertekan karena dirinya tidak mendapatkan Jaminan Kesehatan apa pun dari pemerintah, baik Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) maupun Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com