Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Spesies Langka di Sulut Terancam Punah

Kompas.com - 03/09/2013, 20:32 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis


MANADO, KOMPAS.com - Gunung Sahendaruman di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara merupakan kawasan yang belum memiliki status dilindungi. Padahal di kawasan tersebut, sedikitnya terdapat belasan spesies hewan dan tanaman langka yang terancam punah.

"Dari data yang kami peroleh di kawasan itu ada belasan spesies yang terancam punah, seperti Capung Jarum Sangihe, Kuskus Kecil Sulawesi, Tupai Perut Merah, Tarsius Peleng dan Burung Madu Sangihe," ujar Conservation Outcomes Team Coordinator CEPF Wallacea, Ria Saryanthi kepada Kompas.com, Selasa (3/9/2013).

Kondisi yang sama terjadi di kawasan Gunung Ile-ile di Sulawesi Tengah. Kawasan itu merupakan habitat bagi 13 spesies langka yang terancam punah dari taksa burung, mamalia, reptilia, serangga maupun tumbuhan.

Menurut Ria, kawasan Wallacea yang meliputi daerah di Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara termasuk Timor Leste, tengah menjadi perhatian Dana Kemitraan Ekosistem Kritis atau Critical Ecosystem Partnership Fund (CEPF). CEPF sendiri merupakan inisiatif kerjasama beberapa lembaga donor seperti MacArthur Foundation, Bank Dunia dan beberapa negara lainnya yang bertujuan mendorong agar masyarakat luas terlibat dalam konservasi keanekaragaman hayati.

Langkah awal CEPF untuk menentukan prioritas dukungannya di kawasan Wallacea, yaitu dengan mengindentifikasi daerah-daerah penting bagi keragaman hayati atau key biodiversity areas (KBA).

"Penentuan KBA itu sendiri didasarakan pada sebaran spesies terancam punah di Wallacea, daerah penting burung (DPB), kawasan Alliance for Zero Extinction (AZE), Marine Protected Areas, atau dengan mengidentifikasi tutupan hutan dan tata guna lahan," jelas Ria.

Tim Biodiversity CEPF Walacea saat ini berhasil mengidentifikasi 293 calon KBA dengan luas total 13,89 juta hektar. Di Sulawesi sendiri terdapat 117 KBA, Nusa Tenggara ada 114 KBA dan di Maluku ada 62 KBA.

"Dari jumlah KBA tersebut ada sekitar 63 persen atau 187 KBA merupakan kawasan yang belum dilindungi. Kawasan tersebut tidak masuk dalam wilayah taman nasional, cagar alam maupun suaka margasatwa," papar Ria.

Selama dua hari sejak Senin (2/9), Tim Biodiversity CEPF Wallacea mengundang berbagai stakeholder untuk melakukan kajian dan mengindentifikasi kembali daftar KBA yang mereka miliki dalam kegiatan lokakarya Stakeholder Penyusunan Profil Ekosistem Wallacea, yang berlangsung di Manado.

Selain di Manado, lokakarya yang sama akan dilaksanakan di tujuh kota lainnya yaitu di Kupang, Anakalang-Sumba, Ternate, Lombok, Ambon, Makassar serta di Dili, Timor Leste. Hasil dari lokakarya tersebut menjadi penting sebagai pegangan CEPF dalam menentukan strategi prioritas pengucuran bantuan.

"Mengingat banyaknya jumlah KBA, tidak semua lokasi yang ditetapkan sebagai KBA akan mendapat perhatian yang sama. CEPF akan melihat prioritasnya, sehingga kawasan seperti Sahendaruman yang belum terlindungi bisa menjadi salah satu perhatian utama," tutup Ria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com