Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solar Subsidi Nelayan di Aru Diduga Disalahgunakan

Kompas.com - 03/09/2013, 15:31 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis


DOBO, KOMPAS.com - Nelayan di Kabupaten Aru terhitung sejak dua pekan terakhir ini mengeluh karena tidak lagi menerima jatah solar bersubsidi dari SPBU setempat. Diduga solar bersubsidi yang di peruntukan untuk nelayan ini dijual oleh oknum pegawai SPBU ke kapal lain.

Salah seorang nelayan di Dobo, Megwar kepada wartawan, Selasa (3/9/2013) mengatakan, jatah solar untuk nelayan di Aru per hari sebanyak 30 kiloliter. Namun sejak dua pekan terakhir ini, nelayan tidak lagi mendapatkan solar bersubsidi tersebut.

“Sudah dua pekan ini solar bersubsidi tidak lagi diterima nelayan. Padahal kami sangat membutuhkan solar untuk aktivitas melaut,” kata Megwar.

Akibat tidak adanya solar bersubsidi, Megwar mengatakan, para nelayan terpaksa mendatangi SPBU Rahmat yang ada di Kota Dobo dan mempertanyakan kelangkaan tersebut. "Warga menduduki SPBU dengan jeriken kosong yang dibawa dan mempertanyakan alasan mengapa nelayan tidak lagi mendapatkan jatah solar bersubsidi,” kata Megwar.

Dia mengungkapkan, pada Senin kemarin, puluhan nelayan juga sempat mendatangi kantor DPRD setempat untuk menanyakan masalah kelangkaan solar bersubsidi. Namun lantaran tidak ada satu pun anggota DPRD yang menemui para nelayan, akhirnya mereka mengamuk, namun tidak sampai merusak kantor tersebut.

“Pada hari kemarin kami juga mempertanyakan masalah ini ke Kantor DPRD Aru. Mereka juga datang dengan jeriken kosong dan melakukan protes. Namun karena tidak ada anggota DPRD, nelayan sempat ngamuk dan menaruh jeriken di atas meja ketua DPRD,” ungkapnya.

Dia menduga, jatah solar bersubsidi untuk nelayan telah disalahgunakan dan dijual ke kapal – kapal perikanan lainnya. "Kami curiga petugas SPBU telah menjual solar bersubsidi milik nelayan ke kapal-kapal lainnya,” cetusnya.

Terkait masalah ini, Kepala Unit Pemasaran Pertamina Cabang Ambon, Frits meminta kepada polisi dan pemerintah daerah setempat untuk mengawasai dugaan penyelewengan jatah solar bersubsidi kepada nelayan.

"Saya harapkan, polisi dan aparat pemda setempat dapat mengawasi masalah ini sehingga nelayan tidak dirugikan,” pintanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com