Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Identitas Jenazah Kasus Penggandaan Uang Belum Diketahui

Kompas.com - 28/08/2013, 17:35 WIB
Kontributor Semarang, Puji Utami

Penulis


SEMARANG, KOMPAS.com - Identitas dua korban tewas oleh tersangka dukun penggandaan uang Muhyaro (41) hingga kini belum juga diketahui. Hasil tes DNA dua keluarga yang sudah melapor negatif atau tidak sesuai.

Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jateng sudah mengirimkan sampel DNA ke Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri di Jakarta untuk diperiksa sejak akhir Juli lalu. Kabid Dokkes Kepolisian Daerah Jawa Tengah Kombes Pol Musyafak mengatakan hingga saat ini ada tiga keluarga yang melapor kehilangan anggota keluarganya.

"Dua keluarga menyebutkan ciri-ciri sekunder yang hampir sama, maka dari itu kami lakukan tes DNA, namun ternyata hasilnya negatif," jelas Musyafak, dalam keterangan pers di Polda Jateng di Semarang,  Rabu (28/8/2013).

Ia mengatakan dua keluarga yang sudah melapor adalah keluarga dari Sunaryo (39) warga Jalan Kendeng, Kroya, Cilacap dan keluarga dari Nurudin (49) warga Pagetan RT1/RW1, Kabupaten Temanggung. Keduanya sebelumnya dilaporkan hilang.

"Ada satu lagi yang melapor dari Klaten, namun dari ciri sekunder sudah tidak sesuai," jelasnya.

Kedua jenazah saat ini masih disimpan Rumah Sakit Bhayangkara Semarang hingga batas waktu yang belum ditentukan. Ia mengatakan pihaknya masih menerima laporan jika ada yang kehilangan anggota keluarga. "Tentunya yang diduga hilang akibat kasus ini," ujarnya.

Ia menambahkan pihak keluarga yang akan melapor bisa datang langsung ke RS Bhayangkara di Jalan Majapahit 140 Semarang.

Pihak Polda sendiri belum menentukan hingga kapan mayat tersebut disimpan. "Kalau kira-kira sudah terlalu lama, bisa kami kuburkan. Namun data korban masih kita simpan jadi jika suatu saat ada keluarganya bisa diserahkan ke keluarga," katanya.

Seperti diketahui, kedua korban ditemukan dikubur di ladang milik tersangka, di lereng Gunung Sumbing, Dusun Petung, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang. Tersangka sendiri sudah tewas karena nekat terjun ke jurang di dekat rumahnya bersama Komisaris Polisi Anumerta Yahya R Lihu. Perwira polisi itu ikut masuk jurang dan akhirnya meninggal dunia.

Selain kedua korban, pihak kepolisian juga menemukan korban lain yakni Yulanda Rifan putra Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Barda Nawawi Arief yang sebelumnya dilaporkan menghilang. Jenazah Yulanda sudah diambil keluarga karena saat ditemukan masih utuh.

Sedang dua korban lainnya sudah dalam proses pembusukan. Kasus itu juga menyeret satu tersangka lain yakni Pono alias Yanto (32), warga Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo. "Kasus ini tetap berlanjut, penyelidikan juga terus dilakukan," tambah Kabid Humas Polda Jawa Tengah Djihartono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com