Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Tak Berlayar, Warga Masalembu Terancam Tak Bisa Memilih

Kompas.com - 26/08/2013, 17:51 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis


SUMENEP, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, belum mengeluarkan kebijakan soal pencoblosan bagi 400 lebih warga Kepulauan Masalembu.

Sebab sampai hari ini, Senin (26/8/2013), mereka masih tertahan di Pelabuhan Kalianget, Sumenep, karena tidak adanya kapal yang berlayar. Tidak adanya pelayaran ini karena kapal tidak berani berlayar akibat cuaca ekstrem yang melanda perairan Masalembu hingga 29 Agustus mendatang.

Ketua KPU Sumenep, Toha Samadi, akan berkonsultasi dengan KPU Jawa Timur tentang kendala yang dihadapi warga Pulau Masalembu. Pihaknya juga akan meminta solusi atas kesulitan pemungutan suara bagi mereka. Apalagi jumlah mereka cukup besar.

"Kami belum bisa memutuskan dalam waktu dekat, sebab hal ini butuh konsultasi ke KPU Jawa Timur," kata Toha, kepada sejumlah wartawan di Sumenep, Senin.

Toha menjelaskan, dalam peratuan KPU warga bisa mencoblos di tempat lain dengan menggunakan formulir C8. Namun hal itu bisa dilakukan jika pengajuannya dilakukan H-14 pencoblosan Pilgub Jatim. Dalam kasus warga Masalembu ini, aturan tersebut tidak bisa diterapkan karena pemungutan suara tinggal tiga hari lagi.

Alternatif yang bisa dilakukan yakni menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Kartu Keluarga (KK). Namun dia tidak yakin semua warga Masalembu di Pelabuhan Kalianget membawa kartu identitas. Selain itu, aturan ini hanya berlaku di tempat pemungutan suara (TPS) warga yang bersangkutan, bukan di TPS lain.

Toha menambahkan, TPS khusus pun tidak bisa didirikan karena peraturan soal TPS khussu sudah dihapus. Meskipun nantinya ada kebijakan pembuatan TPS khusus, surat suara cadangan yang ada tidak cukup digunakan untuk mereka.

Jumlah surat suara cadangan di KPU Sumenep hanya 122. Sementara warga Masalembu di pelabuhan jumlahnya 400 orang lebih.

Seperti diberitakan, 400 warga asal Masalembu tidak bisa pulang ke kampung halaman lantaran sudah lima hari tidak ada kapal yang berani berlayar.

Tidak hanya ke Pulau Masalembu, pelayaran ke Pulau Kangean juga mengalami hal yang sama. Di perairan Pulau Kangenan tinggi ombak mencapai 2-3 meter. Sementara di Perairan Masalembu tinggi ombak mencapai 2-4 meter.

Kondisi itu sudah disampaikan pihak Syahbandar Kalianget, Sumenep, kepada seluruh awak kapal untuk menunda pelayaran sampai cuaca kembali normal. Cuaca diprediksi normal kembali pada tanggal 29 Agustus mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com