Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Pengamanan Pilwalkot Makassar Diduga Disunat

Kompas.com - 21/08/2013, 16:24 WIB
Kontributor Makassar, Hendra Cipto

Penulis


MAKASSAR, KOMPAS.com
- Dana pengamanan Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Makassar untuk personel yang bertugas di lapangan diduga disunat. Dana untuk 1.300 personel masing-masing dipotong antara Rp 300.000 sampai Rp 500.000.

Menurut informasi diperoleh dari anggota polisi yang bertugas di lapangan, pengamanan tiga tahapan Pilwalkot Makassar terdiri dari pengamanan pendaftaran calon, penetapan calon dan pencabutan nomor urut calon. Untuk pengamanan tiga tahapan itu, setiap anggota seharusnya mendapat Rp 1.600.000 juta. Namun yang diterima mereka hanya Rp 1.046.000.

"Tidak semua anggota dapat pengamanan tiga tahapan Rp 1.046.000. Sebab ada juga anggota hanya bertugas satu tahapan dan ada yang dua. Kalau dua tahapan sekitar Rp 800.000 dan satu tahapan sekitar Rp 300.000 lebih," beber salah satu anggota polisi yang namanya enggan disebutkan, Rabu (21/8/2013).

"Jadi kisaran potongan dana setiap anggota mulai Rp 300.000 sampai Rp 500.000. Jika potongan dana itu dikalikan 1.300 personel, jumlahnya tidak sedikit," lanjut dia yang mengaku ikut pula dalam pengamanan Pilwalkot Makassar.

Sementara itu, Wakil Kepala Polrestabes Makassar Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Totok Lisdiarto yang dikonfirmasi wartawan, Rabu (21/8/2013) membantah tudingan pemotongan dana pengamanan Pilwalkot Makassar. Menurutnya, anggota salah paham dengan besaran dana pengamanan itu.

"Anggota salah paham itu, dimana adanya potongan untuk makan mereka. Terus yang ribut soal potongan itu, tidak ikut pengarahan ataukah tidak ikut dalam pengamanan. Sehingga terjadi kesalahpahaman jika melihat temannya diberi makan," tegas Totok.

Menurutnya, dana pengamanan untuk anggota sebenarnya terdiri dari uang makan dan uang saku.

"Mereka tidak berpikir bahwa uang untuk beli kertas, bahan bakar minyak (BBM) juga diikutsertakan," kata mantan kepala Polres Gowa ini.

Totok menambahkan, besaran dana pengamanan Pilwalkot Makassar untuk tiga tahapan besarannya tidak sebanding dengan jumlah personel. Awalnya personel yang diterjunkan hanya sepertiga kekuatan, yakni 300 orang, namun membengkak menjadi dua pertiga kekuatan atau sekitar 1.300 personel.

"Saya tidak tahu berapa besar dana yang telah terpakai hingga tiga tahapan. Tapi kami siap pertanggungjawabkan secara internal dengan diperiksa oleh Irwasda dan Propam. Jika eksternal, kami sudah minta bantuan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk diperiksa," tandasnya.

Tahapan Pilwalkot Makassar saat ini tengah berlangsung dan telah menetapkan 10 calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar yang siap bersaing. Sementara total anggaran penyelenggara Pilwalkot sebesar Rp 41 miliar, dan Rp 7 miliar di antaranya untuk dana pengamanan.

Sebelumnya juga, dana pengamanan Pilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel juga diduga disunat. Anggota yang bertugas pengamanan, menandatangani kuitansi yang tidak sesuai dengan dana yang diterimanya. Akibatnya, banyak anggota di lapangan "bernyanyi" dan heboh di kalangan kepolisian, pemerintah serta masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com