Ridwan, seorang pedagang bendera di Jalan Eltari kilometer 3, kepada Kompas.com, Jumat (16/8/2013) sore mengatakan biasanya mereka hanya setahun sekali muncul menjelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia.
"Tahun kemarin kita masih dapat untung besar, yang mencapai Rp 10 jutaan. Tahun ini kok sepi," ungkap Ridwan, penjual bendera hias asal Yogya.
Ridwan mengatakan, bendera hias ini sebelumnya sudah diproduksi dengan berbagai motif dan gambar yang menarik konsumen. “Kita bawa dalam jumlah yang banyak dengan berbagai model sehingga pembeli bisa memilih sesuai denga selera mereka,” kata Ridwan.
Hal berbeda disampaikan Zainudian, penjual bendera hias asal Bandung. Tahun ini baru pertama dirinya datang mencari rejeki di Pulau Timor. Dia mengaku datang dari Pulau Jawa secara berkelompok, kemudian menyebar di setiap kabupaten di wilayah Nusa Tenggara Timur.
"Kami datang berkelompok dalam jumlah banyak, kami menyebar disemua kabupaten di NTT. Dan di daerah sini lumaya laku," tutur Zainudin.
Pedagang pun kebanyakan memilih jalur strategis seperti di sepanjang jalur Jalan Eltari Kefamenanu. Sekalipun berbagai jenis bendera hias ini dijual dengan harga terjangkau, hanya instansi pemerintah maupun perusahaan swasta saja yang berminat membeli. Sebagian besar warga justru enggan membeli.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.