Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakepsek SMAN 2 Tasikmalaya Tak Yakin Rudi Terima Suap

Kompas.com - 14/08/2013, 12:32 WIB
Kontributor Ciamis, Irwan Nugraha

Penulis

TASIKMALAYA, KOMPAS.com — Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMAN 2 Tasikmalaya Nandang Setiawan mengaku masih tak percaya jika salah seorang alumnus sekolah yang berprestasi dan juga mantan Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini ditangkap KPK dengan dugaan menerima suap.

"Saya baru tahu di televisi kalau Rudi ditangkap oleh KPK karena dugaan suap di rumahnya di Jakarta. Saya sempat tak percaya kalau itu Rudi dan sampai sekarang pun kami belum yakin dia telah menerima suap. Kita ikuti saja perkembangan kasusnya nanti," kata Nandang kepada sejumlah wartawan di SMAN 2 Tasikmalaya, Rabu (14/8/2013).

Menurut Nandang, Rudi Rubiandini sampai sekarang masih tercatat sebagai salah seorang pengurus ikatan alumni di sekolahnya. Rudi merupakan seorang perintis siswa yang masuk ITB di sekolah ini.

Bahkan, sebelum menjadi pejabat tinggi negara, sosok yang dikenal sederhana ini selalu aktif di setiap kegiatan alumni sekolah dan selalu menyempatkan hadir dan datang ke Tasikmalaya. "Rudi merupakan angkatan tahun 1980 di sekolah ini. Ia juga sebagai seorang siswa perintis masuk ITB, melalui jalur ujian masuk umum perguruan tinggi negeri di Indonesia," kata Nandang.

Nandang berharap kepada seluruh keluarganya diberikan ketabahan dengan adanya kasus ini. Ia atas nama jajaran serta pengajar di sekolah pun berharap kasus Rudi cepat diketahui pokok permasalahannya.

"Soalnya kan sekarang belum jelas bagaimananya dari KPK, ya kita tunggu saja kelanjutannya," tambah Nandang.

Seperti diberitakan, Rudi lahir dan tumbuh dewasa di Tasikmalaya serta masih memiliki seorang ibu bernama Momoh (75), yang beralamat di Jalan Cieunteung Nomor 116, Kelurahan Argasari, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya.

Ketua SKK Migas ini ditangkap KPK di rumahnya di Jakarta dengan dugaan menerima suap pada malam tadi. Sesuai keterangan KPK, di rumah Rudi, penyidik menemukan uang tunai sebanyak 400 ribu dollar dan jumlah uang lainnya yang belum terhitung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com