Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gedung SMP Ini Hanya Pakai Bambu dan Alang-Alang

Kompas.com - 14/08/2013, 09:40 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com - Tak ada rotan, akar pun jadi. Pepatah ini pas disematkan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Oenenu, Desa Oenenu, Kecamatan Bikomi Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur.

Betapa tidak. Lantaran ruang sekolah yang terbatas dan bersesakan antara para siswanya, orang tua siswa akhirnya melakukan swadaya dengan membangun ruangan sekolah baru agar anaknya tetap bisa mengenyam pendidikan layak.

Tak tanggung-tanggung, bukan gedung permanen, berplafon dan berlantai keramik yang dibangun, tetapi orangtua siswa malah membangun tiga ruangan baru yang beratapkan ilalang dan berdinding bambu, sepintas mirip kandang ayam.

Para orangtua beralasan bahwa proposal pembangunan sekolah yang selama ini diajukan berulang kali ke Pemerintah Daerah (Pemda) setempat, tak pernah sekalipun mendapat respon yang positif.

Ketua Komite SMP Negeri Oenenu, Beediktus Kapitan, kepada Kompas.com, Rabu (14/8/2013) mengatakan orangtua murid terpaksa membangun ruangan darurat itu karena tiga unit bangunan permanen sempit yang dimiliki sekolah tersebut tak cukup untuk melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara sehat. Terlebih jumlah siswa yang mencapai 160 siswa.

“Tiga ruang permanen itu hanya bisa menampung kelas VIII A dan B, serta kelas IX A dan B, sementara kelas VII A, B dan C tidak mendapatkan ruangan sehingga kita swadaya bangun ruangan darurat ini,” kata Kapitan.

"Kita dari komite sekolah, sudah ajukan proposal baik ke pemerintah daerah maupun ke Dirjen Pendidikan di Jakarta, namun hingga saat ini tidak ada kabar berita,” ungkap Kapitan.

Menurut Kapitan, semua orangtua siswa juga mempertanyakan ke mana mengalirnya dana pendidikan nasional sebesar Rp344 triliun, sehingga satupun proposal untuk meminta bantuan pembangunan ruang kelas untuk sekolah juga tidak pernah mendapat tanggapan serius dari pemerintah.

Hal yang sama juga disampaikan Marsel Ato, salah satu orangtua siswa yang meminta agar sekolah yang berada di perbatasan RI dan Timor Leste bisa menjadi prioritas utama pembangunan.

"Bagaimana kualitas sumber daya manusia, khususnya generasi muda mau bagus kalau bangunannya saja terbatas, sehingga kami minta tolong sampaikan keluhan kami, hari ini kami bangun ruang darurat, mungkin bertahan satu tahun saja, kemudian roboh, sebab terbuat dari ilalang dan bambu. Kalau bisa ada sedikit bantuan mengalir ke sekolah di perbatasan, seperti SMP Oenenu," harap Ato.

Ato mengatakan, tiga bangunan ini dibuat seadanya, dengan atap memakai ilalang, berdinding bambu, sementara kursi dan meja, memakai kayu berukuran sedang.

Terkait dengan hal itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten TTU, Vinsensius Saba, mengaku kalau proposal itu telah ada di dinas, namun belum ditindaklanjuti. “Proposal sudah ada pada kita dan sudah dikirim ke Jakarta, tetapi sampai saat ini belum ada jawaban,” kata Saba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com