”Sepuluh tenda berukuran besar dipasang di dekat tenda pengungsian di Negeri Lima. Di tenda besar itu, anak-anak akan belajar untuk sementara,” kata Kepala Dinas Pendidikan Maluku Semmy Risambessy di Ambon, Senin (12/8/2013).
Kegiatan belajar-mengajar di tenda itu untuk siswa dari tiga sekolah dasar (SD) yang gedung sekolahnya hancur. Jumlah siswa sedikitnya 480 orang. Sebanyak 215 siswa sekolah menengah atas (SMA) yang gedung sekolahnya juga hancur mengikuti kegiatan belajar-mengajar di gedung Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Negeri Lima.
SMPN Negeri Lima menjadi satu-satunya sekolah di daerah itu yang selamat dari terjangan banjir bandang. ”Nantinya guru di SMP dan SMA akan mengatur, apakah 231 siswa SMP yang masuk pagi atau siswa SMA yang masuk pagi,” katanya.
Menurut Semmy, kegiatan belajar-mengajar di sekolah di Negeri Lima akan dimulai pada Kamis mendatang. Bagi seluruh siswa SD hingga SMA, pemerintah memberikan bantuan seragam, tas, dan alat tulis. Kelengkapan sekolah itu tidak lagi dimiliki oleh siswa karena ikut hanyut disapu banjir bandang.
Bantuan itu diserahkan oleh Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu di Ambon, Senin.
Semmy belum tahu sampai kapan anak didik di Negeri Lima akan belajar di tenda. Dana untuk rekonstruksi sekolah digabung dengan dana rekonstruksi ratusan rumah warga.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Maluku Farida Salampessy, dana untuk merekonstruksi rumah warga dan fasilitas umum, termasuk sekolah di Negeri Lima, masih dihitung. (apa)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.