Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuntut Akta Kelahiran, Anak dari 7 Desa Unjuk Rasa

Kompas.com - 07/08/2013, 10:48 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis


KEFAMENANU, KOMPAS.com — Puluhan anak dan remaja dari tujuh desa di Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, berunjuk rasa untuk menuntut orangtua mereka agar membuatkan akta kelahiran.

Anak-anak dari kecamatan yang berbatasan langsung dengan Distrik Oekusi, Timor Leste, itu berunjuk rasa sambil membawa poster, spanduk, dan berorasi. Kebanyakan dari mereka tergabung dalam sanggar anak dan karang taruna.

Mereka menuntut kesadaran masyarakat, khususnya orangtua, untuk segera mengurus akta kelahiran bagi anak-anaknya.

Koordinator aksi, Andreas Tanu, mengatakan kepada Kompas.com,  aksi longmarch tersebut bertujuan meminta masyarakat Bikomi Utara untuk sadar dan mau mengurus akta kelahiran bagi anaknya.

"Akta kelahiran merupakan hak identitas yang harus dijamin dan diberikan kepada seorang anak. Karena itu, kita mengharapkan kepada masyarakat di Bikomi Utara untuk memiliki kesadaran yang tinggi guna menjamin pemenuhan hak tersebut," kata Andreas, yang juga Ketua Karang Taruna Baas.

"Karang Taruna Bikomi Utara meminta kita semua untuk peduli demi masa depan anak-anak Indonesia, khususnya anak Indonesia di perbatasan RDTL ini," sambung Andreas.

Hal senada disampaikan pengurus Karang Taruna Desa Faennake, Emy Kolo, dan pengurus Karang Taruna Desa Sainoni, Enci Kolo. Menurut keduanya, banyak anak Bikomi Utara yang belum memiliki akta kelahiran karena belum ada kesadaran dari orangtua dan masyarakat.

Padahal, akta kelahiran sangat penting bagi masa depan anak. Karena itu, pada kesempatan kampanye ini, pihaknya sangat mengharapkan masyarakat memiliki kesadaran untuk mengurus akta bagi anak.

Direktur Yayasan Mafefa Timor, Damianus Kenjam, yang mendampingi aksi itu menjelaskan, kegiatan ini merupakan aktivitas dari Project Universal Brits Registration di Kabupaten TTU, yang didukung oleh Uni Eropa dan Plan Indonesia.

"Salah satu tujuan dari program UBR ini adalah meningkatkan kapasitas warga muda untuk menuntut hak atas identitas sebagaimana yang dilakukan di Bikomi Utara dan Biboki Moenleu pada Sabtu (3/8/2013) kemarin dengan didampingi oleh kami dari Yayasan Mafefa Timor," tegas Kenjam.

Para warga muda dari Desa Banain A, Desa Faennake dan Desa Baas, sekitar pukul 10.00 Wita berjalan dari desa masing-masing dengan membawa spanduk dan berbagi poster yang isinya meminta masyarakat untuk melakukan pencatatan kelahiran bagi anak.

Tepat pukul 10.30 Wita, utusan dari Desa Banain dan Faennake bertemu di pertigaan cabang Haumeni bergabung dengan Karang Taruna Desa Sainoni, Desa Tes, dan Napan. Mereka melakukan longmarch sambil melakukan orasi di sepanjang jalan menujuh Desa Tes dan Napan, hingga Pos Perbatasan Indonesia Timor Leste.

Dari pos perbatasan, mereka kembali berjalan menuju kantor Desa Napan, sekitar 500 meter untuk kemudian berdialog dengan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten TTU, Swibertus Salu, Kabid Capil Soleman Nakliu, dan sejumlah pengurus Yayasan Mafefa Timor.

Kegiatan yang didampingi sejumlah staf Yayasan Mafefa Timor ini mendapat perhatian dari masyarakat di sepanjang jalan yang mereka lewati. Banyak anak yang dengan spontan ikut  dalam rombongan kampanye tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com