Penyeberangan di Kolaka Masih Didominasi Sepeda Motor

Hasil ini berdasarkan pantauan selama dua hari di seluruh keberangkatan kapal feri dipelabuhan feri Kolaka. 

“Untuk malam ini hasil akhir belum masuk kerena masih ada keberangkatan kapal terakhir. Tapi dapat saya pastikan sejak dua hari terakhir, pemudik yang gunakan jasa penyeberangan laut di pelabuhan feri ini masih dinominasi oleh kendaraan roda dua. Dan lonjakan ini masih terus terjadi hingga H-1 nanti,” katanya, Minggu (4/8/2013).

Dia menambahkan untuk mencegah terjadinya penumpukan penumpang, pihak ASDP menyiapkan 14 kapal feri dengan rute Pelabuhan Kolaka ke Pelabuhan Bajoe, Sulawesi Selatan. “Empat belas kapal itu kita siapkan untuk antisipasi lonjakan apabila terjadi. Tapi yang beroperasi masih tetap lima kapal, seperti hari-hari biasanya," kata Mursalim.

Dia menambahkan, para pemudik yang menggunakan mobil pribadi juga mulai terlihat. "Tapi penumpang pejalan kaki masih normal," lanjutnya.

Pihak ASDP Kolaka menerapkan sistem penyatuan untuk keberangkatan. “Jadi kalau sudah banyak kendaraan umum maupun pribadi yang ambil nomor, kita atur lagi keberangkatannya. Satu kapal kita drop semua kendaraan. Nanti keberangkatan berikutnya baru penumpang pejalan kaki. Hal ini kami lakukan untuk menghindari desakan di dalam kapal. Intinya kan semua berangkat dan bisa tiba dengan selamat,” tegasnya.

Pihak ASDP menyatakan tidak ada kenaikan tarif dalam arus mudik Lebaran kali ini. Pihaknya  bekerja sama dengan pihak kepolisian kawasan pelabuhan untuk mengantisipasi terjadinya percaloan tiket.

Pantauan Kompas.com, puluhan petugas gabungan dari TNI/POLRI, Sat Pol PP, Dinas Perhubungan, Kesehatan dan tim SAR bersiaga dikawasan pelabuhan feri Kolaka. Tampak pula sejumlah pos dan tenda bagi penumpang yang menunggu keberangkatan feri.

Untuk pelabuhan fery Kolaka sendiri menggunakan kapal fery jenis roro dengan jarak tempuh maksimal sembilan jam dari Kolaka ke pelabuhan feri Bajoe, Sulawesi Tenggara.