Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Al Quran Kuno di Candi Cangkuang dari Kulit Pohon Saeh

Kompas.com - 31/07/2013, 12:14 WIB
Kontributor Garut, Syahrul Munir

Penulis

GARUT, KOMPAS.com — Situs Candi Cangkuang, Leles, Garut, Jawa Barat, menyimpan banyak hal unik dan menarik. Salah satunya adalah keberadaan kitab-kitab kuno berumur ratusan tahun yang terbuat dari kulit pohon Saeh (Broussonetia Papyrifera Vent).

Menurut salah seorang juru pelihara situs Candi Cangkuang, Subardi, kitab-kitab tersebut adalah peninggalan Eyang Arief Muhammad yang hidup pada abad ke 17 Masehi. Kitab tersebut ditulis oleh Arief Muhammad menggunakan mangsi atau tinta kuno yang terbuat dari campuran jelaga dan beras ketan.

"Semua kitab beliau, kecuali Al Quran dan kumpulan doa-doa. Semuanya berbahasa Jawa ditulis dengan huruf Arab Pegon dan tintanya dari bahan jelaga dan ketan. Pohon saeh yang digunakan untuk kertas ini, banyak tumbuh di Kampung Pulo," katanya.

Di antara kitab-kitab kuno tersebut adalah Mushaf Al Quran berukuran 33X24 cm terdiri dari 297 lembar atau 584 halaman. Naskah kumpulan doa 12 lembar, Kitab Tauhid (Teologi) 97 lembar, Kitab Fiqih 1 (hukum) 96 lembar, kitab Fiqih 234 lembar, serta kitab Fiqih dan Tauhid 28 lembar.

"Selain menulis beberapa kitab agama. Beliau juga mengarang naskah sastra, yaitu cerita Patih, tebalnya 78 halaman. Juga ada kitab nahwu (gramatikal)," ungkap Subardi.

Kitab-kitab tersebut diletakkan di dalam lemari kaca, dan masih terjaga dengan baik di museum yang berbentuk pendapa di Kampung Pulo. Berdasarkan literatur yang ada dan bukti-bukti kitab peninggalan Arief Muhammad yang berbahasa Jawa, sosok Arief Muhammad konon adalah salah satu pengikut Raja Mataram Islam, Sultan Agung. Dia yang ditugaskan menumpas kompeni di Batavia, tetapi mengalami kegagalan dan akhirnya menetap di Garut.

"Setelah menetap di Kampung Pulo, beliau menyebarkan Islam ke penduduk sekitar di daerah Leles. Makamnya ada di sini dan sering diziarahi orang," tambahnya.

Sebutan untuk Kampung Pulo adalah sebuah bukit yang terletak di tengah-tengah situ atau danau Cangkuang. Di sanalah letak makam Arief Muhammad yang bersebelahan dengan Candi Cangkuang, sebuah candi peninggalan abad ke-8 M.

Demi menjangkau Kampung Pulo, satu-satunya jalan adalah dengan naik rakit. Di Kampung Pulo juga terdapat enam rumah panggung dan langgar panggung peninggalan Arief Muhammad yang masih dihuni oleh para keluarga keturunan Arief Muhammad.

Jika Anda merencanakan liburan Lebaran di Garut. Tidak ada ruginya memasukkan situs Candi Cangkuang ke dalam jadwal kunjungan wisata anda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com