Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditemukan, Produk Makanan Kedaluwarsa di Gorontalo

Kompas.com - 30/07/2013, 15:53 WIB
Kontributor Gorontalo, Muzzammil D. Massa

Penulis


GORONTALO, KOMPAS.com — Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, menggelar razia makanan dan parsel di beberapa swalayan, Selasa (30/7/2013).

Dalam razia ini Disperindag yang dibantu Kepolisian dan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Gorontalo menemukan beberapa produk makanan yang telah dan mendekati masa kedaluwarsa.

Disperindag mendapati salah satu toko swalayan menjual produk laksa kering dan susu bubuk yang bakal habis masa berlakunya pada Agustus 2013. Selain itu toko tersebut menjual beberapa produk yang telah rusak kemasannya.

Disperindag tidak menyita barang-barang tersebut. Mereka hanya mendata dan memperingatkan pemilik toko swalayan tersebut.

Di toko swalayan yang lain, tim Razia Makanan Disperindag Kota Gorontalo menemukan minuman jus kemasan yang telah melewati masa kedaluwarsa pada Juni 2013. Minuman tersebut ditemukan di dalam mesin pembeku dalam keadaan sudah membatu.

Penjabat Wali Kota Gorontalo, Weni Liputo, yang memimpin razia tersebut, mengatakan, razia kali ini bukan hanya menyoroti batas masa kedaluwarsa makanan yang dijual di swalayan dan pasar tradisional, tetap juga mencermati cara pedagang menata barang dagangannya.

“Produk makanan tak boleh dicampur dengan produk bukan makanan. Para pemilik swalayan yang melakukan hal ini untuk sementara kita beri peringatan saja,” kata Weni.

Parsel Lebaran juga menjadi perhatian dalam razia ini. Tim dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Gorontalo menemukan beberapa toko yang membuat parsel dengan menggunakan produk makanan dengan kemasan yang telah rusak.

Adjis Sandjaya, seorang petugas BPOM Gorontalo, mengingatkan warga akan bahaya produk makanan yang kemasannya telah rusak.

Adjis meminta warga tidak memandang remeh penyok atau lubang kecil pada kaleng minuman. “Meskipun lubangnya kecil, bakteri akan bisa masuk dan meracuni makanan,” kata Adjis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com