Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melintas di Sumedang, Pemudik Jangan 'Ngekor' Truk

Kompas.com - 29/07/2013, 12:09 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


SUMEDANG, KOMPAS.com
- Kepala Unit Patroli dan Pengawalan Kepolisian Resor Sumedang, Inspektur dua Suntoro mengingatkan agar para pemudik tidak mengekor truk yang melintas. Sebab, di sepanjang 75 kilometer jalur mudik Sumedang, kondisi jalannya hanya cukup dua kendaraan saja dan berliku-liku.

"Sumedang itu medannya naik-turun, jalannya kecil dan berkelok-kelok. Jadi alangkah baiknya pemudik tak ngekor truk, bisa ganggu," ujarnya saat ditemui Kompas. com di kantornya pada Senin (29/7/2013).

Truk yang biasa melintas di Sumedang, lanjut Suntoro, adalah truk yang mengangkut pasir dari tambang-tambang yang ada di Kota Sumedang. Demi kelancaran kebijakan itu, pihaknya telah mensosialisasikannya ke sejumlah sopir truk di kawasan tambang pasir. Ia berharap mereka patuh.

Dia juga menegaskan, tujuh hari menjelang hari raya Idul Fitri, tidak boleh lagi ada kendaraan angkut barang yang melintasi Sumedang. Suntoro menjelaskan, wilayah Sumedang berbeda dengan wilayah lain yang menerapkan hal serupa di H-4. Pihaknya memiliki pertimbangan mengapa kebijakan itu dilaksanakan.

"Perkiraan H-7 itu hari Jumat, di mana Sabtu dan Minggu libur. Jadi kemungkinan pemudik sudah mulai datang sejak hari Jumat atau Sabtu," ujarnya.

Namun, kebijakan tersebut hanya berlaku bagi truk angkutan barang saja. Sementara, truk tangki yang berisi bahan bakar minyak bagi sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Sumedang, tetap diperbolehkan untuk melintasinya.

Kota Sumedang, lanjut Suntoro, biasanya diguna kan jika Pantura terlampau padat. Arus kendaraan akan dipecah, selain ke Pantura, akan dialihkan ke Tol Cipularang hingga keluar Cileunyi dan lanjut ke arah Sumedang atau jalur selatan pulau Jawa. Dari data tahun sebelumnya, setidaknya ada lebih dari 5.000 orang pemudik melintasi Sumedang .

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com