Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Negeri Lima Mengungsi setelah "Alarm" Wai Ela Berbunyi

Kompas.com - 24/07/2013, 19:38 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis


AMBON, KOMPAS.com
- Peringatan tanda bahaya (sirine) yang dipasang di bendungan Wai Ela, Rabu (24/7/2013) sekitar pukul 16.30 WIT berbunyi membuat ratusan warga Desa Negeri lima, Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah, panik. Mereka pun segera mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Alarm ini dipasang di bendungan Wai Ela untuk mendeteksi volume air yang terus bertambah dan sewaktu-waktu dapat mengakibatkan bencana.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maluku Tengah Bob Rahmat yang dihubungi Kompas.com Rabu malam, membenarkan, alarm yang dipasang di bendungan Wai Ela sempat berbunyi beberapa kali.

“Iya, benar sekali kalau tadi ada alarm tanda bahaya yang berbunyi di bendungan Wai Ela,” ungkap Bob Rahmat.

Dia mengakui, pihaknya sendiri beberapa waktu lalu telah mengimbau kepada warga agar tanggap dan dapat segera mengungsi bilamana kondisi bendungan tersebut benar-benar membahayakan.

“Benar sekali tadi ada ratusan warga yang telah mengungsi ke tempat yang lebih aman, ini sudah kita imbau sejak beberapa hari lalu,” ungkapnya.

Menurutnya, volume muka air memang sudah hampir penuh di bendungan tersebut. Hal itulah yang menyebabkan warga pilih mengungsi dari rumah-rumah mereka.

"Memang benar kalau volume air terus bertambah, namun saya hanya bisa menjelaskan soal teknis penanganan bencana saja soal bendungan Wai Ela nanti, tanyakan ke Balai Sungai sejauhmana mereka menyelesaikan saluran pembuangan air (spill way) di bendungan itu,” ungkapnya.

Salah seorang warga Negeri Lima, Muhammad Zoon Assel mengatakan, warga mengungsi sejak Rabu sore dengan membawa sejumlah barang dan surat-surat penting lainnya menuju rumah-rumah kerabatnya yang lebih aman.

“Ratusan warga sudah mengungsi sejak pukul 17.00 Wit tadi, peristiwa itu membuat seisi warga desa ini panik. Saat ini memang kita sangat waspada, namun kita berharap tidak akan terjadi apa-apa,” harapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com