Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Omasido Sekola", Film Kampanye Perlawanan Buruh Anak

Kompas.com - 24/07/2013, 15:03 WIB
Kontributor Pematang Siantar, Tigor Munthe

Penulis


NIAS, KOMPAS.com — Film Omasido Sekola (Nias: Aku Ingin Sekolah) menjadi media audiovisual kampanye perlawanan terhadap buruh anak. Tayang perdana film bergenre dokudrama ini bertepatan dengan kegiatan Hari Anak Nasional (HAN) 2013.

“Dengan ini saya nyatakan Film Omasido Sekola resmi di-launching sebagai medium kampanye perang terhadap buruh anak,” kata Wakil Bupati Nias Utara Fangato Lase bersamaan dengan pemukulan gong pembuka rangkaian HAN 2013 di Kesusteran Desa Banua Gea, Kecamatan Tuhemberua, Nias Utara, Selasa (23/7/2013).

Film Omasido Sekola (OS) —berdurasi 35 menit— merupakan potret situasi kerja terburuk anak di Tanah Air. Film yang dipersembahkan PKPA-ACTED dan produksi Sineas Film Documentary (SFD) Indonesia ini berkisah tentang seorang anak, Febriani Telaumbanua (16), bersama adik serta anak lainnya, yang terpaksa melakoni hidup sebagai buruh di lokasi berbahaya di Pulau Nias.

Di usia 16, Febri Telaumbanua terpaksa ikut memikul beban keluarganya yang miskin dengan bekerja keras sebagai penderes karet. Masa sekolah dan bermain pupus akibat kesehariannya dipacu untuk mencari uang demi memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. Begitu juga dengan adik-adiknya dan anak kebanyakan di Nias yang harus ikut "bertarung nyawa" mengais rezeki di perbukitan batu terjal serta di tempat-tempat berbahaya lainnya.

Isu buruh anak sangat penting diintervensi karena sebagian jenis pekerjaan anak di Pulau Nias masuk ke kategori bentuk-bentuk pekerjaan terburuk, seperti penambangan batu dan pasir di bukit-bukit dan sungai.

Populasi anak yang bekerja di Pulau Nias, menurut data TNP2K, lebih dari 60 persen dari total populasi anak di Pulau Nias. Artinya anak-anak dengan usia 6–18 tahun di pulau ini lebih banyak yang bekerja dibandingkan yang tidak bekerja.

Deputi Direktur Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) yang juga produser film ini, Misran Lubis, mengatakan, film OS sangat efektif sebagai media kampanye terhadap pemenuhan hak-hak anak, terutama perlawanan terhadap perburuhan anak.

“Ini sekaligus menjadi momen untuk mengevaluasi dan merefleksi komitmen kita terhadap pemenuhan hak-hak anak, serta menjadi waktu yang tetap untuk melakukan gagasan baru menuju perlindungan anak yang jauh lebih baik lagi,” kata Misran.

Film OS sendiri disutradarai Onny Kresnawan yang juga merangkap kameraman, dengan dibantu penulis naskah Fachriz Tanjung. Rangkaian kegiatan HAN di Pulau Nias diakhiri dengan acara nonton bareng Film OS. Sebelumnya, juga dibacakan Deklarasi Zona Bebas Pekerja Anak dan pelepasan balon bertulis “Stop Pekerja Anak”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com