Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Irjen Unggung Cahyono mengatakan, selama pelariannya itu, mereka terus berpindah–pindah tempat. Mulai dari Surabaya hingga beberapa daerah lain di Jawa Timur, seperti Lamongan, Magetan, serta terakhir adalah Tulungagung.
Selama pelariannya itu mereka tidur di pom bensin hingga mushala.
"Kalau di Tulungagung ini, baru Sabtu kemarin mereka datang dan terus diawasi gerak-geriknya oleh petugas," kata Unggung yang datang langsung ke lokasi penyergapan di sebuah warung makan di Jalan Pahlawan, Kedungwaru, Tulungagung.
Unggung menambahkan, dua teroris berasal dari Medan, dan dua lainnya berasal dari Tulungagung. Keterlibatan warga Tulungagung ini, menurutnya, hanya sebagai penunjuk jalan serta pelaku penyembunyian para teroris.
Sebelumnya, diberitakan, Densus 88 menyergap empat teroris di Tulungagung sekitar pukul 08.45 pagi tadi. Dua teroris tewas di tempat dan dua lainnya terluka pada bagian kaki.
Dua terduga teroris yang tewas adalah Dayah dan Reza yang berasal dari Medan, sedangkan korban luka adalah Mugi Hartanto dan Sapari yang sempat coba melarikan diri.
Berdasarkan informasi, Sapari merupakan warga Desa Penjor, Kecamatan Pagerwojo, yang menjabat sebagai staf Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Desa Penjor. Sementara itu, Mugi Hartanto adalah warga Desa Gambiran, Kecamatan Pagerwojo, yang bekerja sebagai guru honorer. Saat ini keduanya dibawa ke Mapolda Jawa Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.