Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antre BLSM, Warga Pun Bawa Bekal

Kompas.com - 02/07/2013, 16:07 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis


MANADO, KOMPAS.com - Sejumlah warga penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di Manado rupanya menyadari bahwa mereka bakal mengantre berjam-jam untuk mendapatkan dana BLSM. Karena itu, mereka pun membawa bekal makan saat menunggu giliran di aula Kantor Wali Kota Manado, Kota Manado, Sulawesi Utara, Selasa (2/7/2013).

"Kami sudah mengantre dari jam delapan pagi, dan dapat nomor urut di atas lima ratus. Mungkin nanti sore baru dapat giliran," ujar seorang ibu yang enggan disebutkan namanya.

Perempuan itu bersama beberapa tetangganya sedang menikmati makan siang dengan bekal yang sengaja dibawa dari rumah. Duduk di lantai aula, mereka makan bersama-sama.

Pada pembagian BLSM di aula Kantor Wali Kota Manado, terdapat 1.180 Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang hari ini mendapat jadwal menerima dana BLSM dengan menunjukkan Kartu Perlindungan Sosial (KPS) yang sudah dibagi sebelumnya. Mereka merupakan warga Kecamatan Tikala.

Pembagian dana BLSM tersebut juga nyaris ricuh ketika puluhan warga berebut mendapatkan nomor antrean lebih dulu. Petugas dari Kantor Pos Manado yang melayani warga terlihat sedikit kewalahan mengatur warga yang tidak sabar menerima dana BLSM.

Camat Tikala, M Sofyan menyesalkan pihak Kantor Pos yang tidak berkoordinasi dengan pihak kecamatan. "Saya sendiri baru tahu ada pembagian dana BLSM ini kemarin. Itupun tahu dari warga yang melapor kepada saya. Kami sama sekali tidak diberitahu. Semestinya Kantor Pos berkoordinasi dengan kami di kecamatan dan kelurahan, karena kami yang lebih tahu warga kami," ujar M Sofyan.

Sofyan mengaku dialah yang berinisiatif memindahkan lokasi pembagian dana BLSM hari ini. Sebelumnya pihak Kantor Pos akan membagikan dana BLSM di salah satu kantor kelurahan.

"Saya langsung meminta lokasinya dipindahkan di Aula Wali Kota, karena lebih luas dan tidak panas. Jika dipaksakan tetap di kantor kelurahan, dikhawatirkan banyak warga yang tidak tahan panas, karena lokasinya yang sempit," kata Sofyan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com