"Kami merasa bersyukur, karena dibandingkan dengan tahun lalu, kali ini cengkih kami dihargai cukup tinggi, sehingga bisa menutup ongkos panen," kata Opo Muel, salah satu petani di Kecamatan Lirung, Rabu (26/6/2013).
Selain di Lirung, harga cengkih di Kecamatan Beo juga cukup tinggi. Pengumpul cengkih berani membeli stok petani berapun yang mau dijual.
Tingginya harga cengkih ini membawa pengaruh bukan saja bagi petani tetapi juga bagi warga Talaud secara keseluruhan. Hal ini terlihat dari daya beli warga yang tinggi.
Angkutan kota dan perdesaan pun kena imbas dengan harga cengkih yang tinggi, walau harga BBM bersubsidi baru saja dinaikkan.
Daya beli warga yang tinggi itu juga terlihat pada aktivitas di Pelabuhan Melonguane, Talaud yang merupakan pelabuhan utama antara Talaud dengan Manado sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Utara.
"Beberapa waktu belakangan terlihat dengan jelas kepadatan arus penumpang. Dan sebagian besar penumpang yang berasal dari Manado pulang dengan membawa barang belanjaan yang banyak. Ini semua berkat harga cengkih yang bagus," ujar Richter Taengetan, warga Talaud.
Sementara itu panen cengkih di Talaud, hingga saat ini masih berlangsung. Beberapa petani mengaku baru memanen setengah dari jumlah pohon cengkih yang mereka miliki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.