Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Kabut Asap, Penyemaian Awan Hujan dan Bom Air Berlanjut

Kompas.com - 25/06/2013, 13:25 WIB
Syahnan Rangkuti

Penulis


PEKANBARU, KOMPAS.com
 — Hari-hari buruk bencana asap di Riau diperkirakan belum akan berakhir dalam waktu dekat. Alih-alih berkurang, jumlah titik api justru membesar mencapai angka 263 titik dari sehari sebelumnya 159 titik.

"Sudah ada hasil. Meski belum optimal, kami tidak akan berhenti. Proses penyemaian hujan buatan dan proses pemadaman dengan menggunakan bom air dari atas helikopter akan terus dilanjutkan sepanjang hari ini," ujar Komandan Pangkalan TNI AU Rosmin Noerjadin di Pekanbaru, Selasa (25/6/2013) pagi.

Menurut Andyawan, untuk menyemai awan hujan, digunakan dua pesawat, yakni jenis Hercules dan Cassa. Adapun untuk pemadaman air dari atas menggunakan enam helikopter, yang dua di antaranya merupakan sumbangan dari PT Riau Andalan Pulp and Paper.

Proses penaburan garam untuk menyemai awan hujan sudah memasuki hari keempat. Dalam setiap kali mengudara, pesawat Hercules dapat mengangkut bubuk garam sebanyak empat ton. Adapun pesawat Cassa membawa dua ton.

Penyemaian awan hujan diawali dengan melihat kumpulan awan yang diperkirakan memiliki potensi hujan. Perkiraan potensi itu dibantu dengan menggunakan alat pendeteksi kumpulan air di awan. Apabila awan dengan kondisi itu dijumpai, tim langsung akan menyebar garam di atasnya.

Untuk bom air, kata Andyawan, empat helikopter akan difokuskan untuk pemadaman api di kawasan Kabupaten Bengkalis, Rokan Hilir, dan Dumai. Adapun dua helikopter dari PT RAPP akan membantu pemadaman di Kabupaten Pelalawan.

"Dalam sekali penerbangan, pesawat heli akan membawa 500 liter air, namun dilakukan dengan berulang-ulang," kata Andyawan.

Selain helikopter Badan Nasional Penanggulangan Bencana, TNI AU, dan PT RAPP, pemadaman dengan menggunakan helikopter juga dilakukan oleh Grup Sinar Mas yang bekerja sama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau. Pemadaman lebih difokuskan untuk wilayah-wilayah hutan konservasi alam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com