Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Farhat Abbas: Kolaka Makmur Hanya Kemasan

Kompas.com - 24/06/2013, 18:26 WIB
Kontributor Kolaka, Suparman Sultan

Penulis

KOLAKA, KOMPAS.com — Setelah mengunjungi sejumlah wilayah di Kolaka, Sulawesi Tenggara, Farhat Abbas menganggap kalau kemakmuran Indonesia yang selama ini digembar-gemborkan hanyalah kemasan belaka, termasuk Kolaka.

Menurut Farhat, Kabupaten Kolaka yang dianggap telah lepas dari daerah tertinggal, tetapi kenyataannya tidak. Baik pemerintah pusat maupun daerah, kata dia, hanya berlomba membuat opini keberhasilan atau mengejar prestasi yang tidak sesuai dengan apa yang ada.

Pengacara yang akan maju sebagai salah satu calon bupati Kolaka ini menilai, seharusnya pemerintah malu dengan apa yang telah mereka katakan bahwa negara ini sudah makmur.

“Kolaka ini adalah contoh yang kecil. Pemerintah saat ini mengatakan kalau daerah Kolaka sudah bebas dari garis kemiskinan dan sudah bukan lagi daerah tertinggal. Tapi kenyataannya, masih ada warga yang hidup di bawah garis kemiskinan, bahkan masih banyak daerah yang terisolasi dari dunia luar,” ucapnya, Senin (24/6/2013).

Calon wakil bupati yang akan mendampingi Farhat Abbas, Sabaruddin Labamba, menambahkan, telah terjadi kebohongan publik saat Kolaka dinyatakan lepas dari daerah tertinggal.

“Ini kan lucu, pemda setempat mengatakan Kolaka telah lepas dari daerah tertinggal berdasarkan hasil BPS atau statistik yang ada. Kita jujurlah, jangan mengejar prestasi, tapi berbohong kepada diri sendiri. Buktinya saat ini masih banyak daerah yang tertinggal di Kolaka. Ini harus betul-betul diketahui orang banyak. Ini bukan hal yang harus disembunyikan,” tegas Sabaruddin Labamba yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara.

Keduanya berharap Pemkab Kolaka tidak malu mengakui bahwa daerah yang kaya hasil bumi ini, terutama tambang nikel, masuk daftar daerah tertinggal. Menurutnya, pemerintah jangan berambisi mengejar prestasi, tetapi merugikan masyarakat yang betul-betul tertinggal.

Sebab, lanjut mereka, sejak disebut sebagai daerah yang lepas dari kategori tertinggal, Kolaka tidak lagi mendapat perhatian dari pemerintah pusat. Tentunya hal ini hanya berdampak baik pada pejabat Kolaka karena dianggap berprestasi, tetapi masyarakat yang masih miskin haknya dihilangkan.

Maka dari itu, jika terpilih memimpin Kolaka, Farhat-Sabar menyatakan akan menetapkan program peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin dan pedalaman.

“Saya hanya mau menegaskan, Kolaka ini akan kita ubah menjadi yang lebih baik. Kasihan masyarakat kecil harus tergadai dengan kepuasan para pejabat Kolaka. Ini daerah kaya akan nikel lho, yang rasakan kekayaan itu hanya pejabatnya, bukan masyarakatnya. Ini realita Kolaka,” tegas Sabaruddin Labamba yang diamini Farhat Abbas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com