Akibat bentrokan tersebut, satu orang warga Desa Morela, Rusdi Sasole (67), meninggal dunia karena tertembak di bagian bokong. Korban sempat dilarikan ke sebuah rumah sakit di Ambon, tetapi nyawanya tidak tertolong. Selain korban tewas, delapan warga Morela dan lima warga Mamala juga menderita luka tembak dan serpihan bom rakitan.
Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease AKBP Bintang Julianta yang berada di lokasi kejadian perkara saat dihubungi Kompas.com, Senin siang, mengatakan, bentrok pecah setelah beredar informasi bahwa perahu nelayan milik salah satu warga Morela di perbatasan kedua desa tersebut dirusak warga Mamala.
“Informasi yang beredar, perahu milik warga Morela dirusak warga Mamala, tapi kita belum mengeceknya karena masih mengamankan massa,” kata Bintang.
Beberapa saat setelah itu, lanjut Bintang, terdengar beberapa kali dentuman bom di perbatasan kedua desa disusul rentetan bunyi senjata. Kedua warga desa lalu terlibat bentrok mulai dari pukul 11.00 WIT hingga pukul 09.00 WIT pagi tadi.
Warga Morela yang ditemui Kompas.com di Rumah Sakit dr Latumeten Ambon mengatakan, peristiwa tersebut terjadi karena perahu milik salah satu warga Morela dirusak warga Mamala. Aksi perusakan itu mendapat perlawanan dari warga Morela.
“Warga Morela marah karena perahunya dirusak, mesinnya diisi air. Saya tidak cerita bohong karena saya berada di sana,” ungkap Sadik Sasole.
Sementara warga Mamala, Yani Selay, yang ditemui Kompas.com di RSU dr Haulussy Ambon membantah perahu milik warga Morela dirusak warga Mamala. Dia mengungkapkan, warga Morela yang lebih dahulu melempari sejumlah bom ke perkampungan Desa Mamala.
“Mana mungkin warga Mamala merusak perahu mereka (warga Morela) perahunya berada jauh di sana. Merekalah yang menghujani perkampungan kita dengan bom rakitan,” bantah Yani.
Hingga berita ini dipublikasikan, aparat keamanan TNI dan Polri masih bersiaga penuh dengan senjata lengkap di perbatasan kedua desa bertetangga tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.