Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sawah di Sepanjang Sungai Ciwulan Terancam “Mati Suri”

Kompas.com - 21/06/2013, 21:58 WIB
Kontributor Ciamis, Irwan Nugraha

Penulis

TASIKMALAYA, KOMPAS.com – Ratusan hektar sawah di tiga daerah yang teraliri air dari Sungai Ciwulan, yaitu Kabupaten Garut, Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya, terancam menjadi lahan tandus atau “mati suri”.

Penyebabnya kondisi sungai sampai saat ini terus mengalami pendangkalan atau sedimentasi. Terlebih terjadinya pencemaran lingkungan di wilayah sepanjang sungai tersebut.

Permasalahan ini terkuak dalam sebuah dialog Revitalisasi Aliran Sungai Ciwulan yang dilaksanakan Harian Kompas dan Syabas Foundation di Pendopo Lama Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (21/6/2013).

Acara itu dihadiri oleh beberapa narasumber yaitu, Ketua Badan Musyawarah Masyarakat Sunda Lex Laksamana, Kepala Dinas Binamarga dan Pengairan Kabupaten Tasikmalaya, Bambang Alamsyah, dan Kepala Dinas PU Kota Tasikmalaya, Ivan Dicksan.

Selain itu, hadir para peserta dari aktivis dan pemerhati lingkungan. Dikatakan Lex, aliran sungai sepanjang 114 kilometer ini membentang di wilayah Garut, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya.

Sungai itu memiliki 604 anak sungai yang mengairi 102.000 hektar sawah di Kabupaten Tasikmalaya, 5.100 hektar di Garut, dan 7.178 hektar di wilayah Kota Tasikmalaya.

Jika pendangkalan dan pencemaran sungai ini tidak segera ditanggulangi secara dini, maka bisa merugikan para petani. Bahkan, lahan pertanian lama kelamaan akan menjadi tandus akibat tak teraliri air.

Tentunya, nasib rakyat yang kehidupannya mengandalkan hasil pertanian akan terancam. “Sekarang, pendangkalan sungai ini jelas terlihat di muara sungai yang dekat dengan laut,” kata Lex, di hadapan para peserta dialog, Jumat siang.

Selain itu, kata Lex, di sepanjang sungai ini rawan pergerakan tanah akibat gempa. Pasalnya, diketahui ada beberapa patahan tanah yang melintas di bawah aliran sungai. Longsoran tanah saat terjadi gempa masuk ke aliran sungai, sehingga sedimentasi pun terus terjadi.

Apalagi, saat ini kesadaran masyarakat di sepanjang sungai belum optimal, warga masih membuang sampah sembarangan ke aliran sungai tersebut. “Makanya, sekarang kita mengupayakan manfaat aliran sungai untuk mengairi sektor pertanian. Jangan sampai, nantinya seperti kondisi Sungai Citarum di Bandung,” tambah dia.

Bahkan, bukan hanya lahan pertanian saja yang terancam mati suri. Namun, hampir sekitar 1,7 juta jiwa penduduk Jawa Barat, dipertaruhkan nasibnya. Soalnya, jumlah warga tersebut saat ini bergantung hidupnya terhadap kelestarian sungai Ciwulan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com