"Tumor ini sudah ada sejak tahun 1980," ujar pemilik nama lengkap Agnes Mangule, Kamis (20/6/2013) kemarin.
Kondisi Oma Agnes yang serba kekurangan dan wajah yang menyeramkan membuat dirinya memilih tidak mencari pasangan hidup. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Oma Agnes sehari-hari berjualan sayur hasil kebun kecilnya, serta menjual kembali pisang yang dibelinya dari orang lain.
Oma Agnes bertutur, pada tahun 1986, dia pernah sekali memeriksakan kondisi penyakitnya di salah satu rumah sakit yang ada di Manado. "Tapi Oma tidak bisa berbuat banyak karena waktu itu dokter bilang kalau penyakit ini butuh banyak dokter dan darah," keluhnya.
Dia juga mengakui bahwa pada tahun 1998, mantan Bupati Talaud, Elly Lasut, yang waktu itu masih sebagai dokter praktik di Beo pernah mendampinginya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari sebuah kapal asing yang datang di Pulau Talaud.
Namun, lagi-lagi Oma Agnes hanya menerima kekecewaan. "Oma cuma diberi satu butir obat saja, entah apa itu, dan tidak dioperasi waktu di atas kapal," ujarnya polos.
Hingga kini, Oma Agnes harus terus menanggung tumor yang telah melekat di pelipisnya selama 33 tahun. Dia tak tahu sampai kapan daging yang melekat tersebut harus ditanggungnya. "Oma hanya bisa pasrah saja dan berdoa, serta meminta pertolongan dari Tuhan," ujar Oma Agnes.
Namun, di tengah sakit yang dideritanya, Oma Agnes tidak patah semangat. Hari-harinya tetap dia jalani dengan berjualan apa yang bisa dijual. "Kalau nyeri sudah datang, Oma harus beli obat, ya dari hasil jual daun emping, talas dan singkong. Terkadang juga jual sapu lidi," akunya.
Menurut pengakuan Oma Agnes, walau belum bisa mengatasi tumor yang dideritanya, saat ini dia sudah terdaftar sebagai peserta Jamkesmas, meski kartu itu baru diterimanya pada tahun 2013 ini.
Semoga saja ada pihak yang tersentuh dengan penderitaan wanita tua tersebut.
****
Informasi penyaluran bantuan untuk Agnes, hubungi: redaksikcm@kompas.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.