Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Bayi Korban Pembunuhan WN Lebanon Masih Terpukul

Kompas.com - 13/06/2013, 18:21 WIB
Kontributor Kompas TV, Abdul Latif Apriaman

Penulis

MATARAM, KOMPAS.com — Yunita (24), warga Kelurahan Renteng, Kecamatan Praya, Lombok Tengah, masih terpukul pasca-pembunuhan bayinya oleh suami sekaligus ayah bayi, Bader Ahmad Algesan (28), warga negara Lebanon.

"Dia belum bisa diambil keterangannya untuk BAP karena kondisinya masih belum stabil. Dia masih trauma membayangkan bagaimana anaknya dibunuh oleh ayahnya sendiri," kata Endang Susilowati, aktivis Perkumpulan Panca Karsa, pendamping Yunita, Kamis (13/6/2013).

Endang mengatakan, untuk saat ini pihaknya akan berupaya memulihkan kondisi Yunita sembari terus mendampingi proses hukum kasus pembunuhan bayinya.

"Kemungkinan besok atau lusa dia baru bisa diambil keterangannya untuk BAP," kata Endang.

Sementara itu, H Tahrip, orangtua Yunita sekaligus kakek dari bayi yang dibunuh Bader, mengaku sangat terpukul atas peristiwa yang menimpa anaknya. Selama ini Tahrip merasa tertipu dengan tutur kata dan tingkah laku Bader.

"Waktu bicara dengan saya dia mengaku kasihan dengan kondisi keluarga kami dan sempat bertanya berapa harga tanah di sini, tapi semua itu bohong," kata Tahrip kesal.

Tahrip menuturkan, anaknya, Yunita, yang bekerja di Jeddah, Arab Saudi, pulang empat bulan lalu dalam keadaan hamil. Karena mengaku sudah menikah, dia meminta suami anaknya untuk datang ke Lombok.

Jumat (7/6/2013), Bader datang ke Lombok dan langsung dinikahkan keluarga pada Sabtu malam lalu. "Meskipun mereka sudah menikah di sana, tapi untuk menjaga nama baik keluarga di masyarakat, kita nikahkan mereka di sini," kata Tahrip.

Sehari setelah menikah, Senin (10/6/2013), Yunita kemudian melahirkan bayinya di puskesmas setempat. Selasa keesokan harinya, Bader mengajak istri dan bayinya menginap di Hotel Aerotel Mandalika. Di luar dugaan, pada Selasa sore itu, Bader tega membunuh bayinya saat sang istri, Yunita, masih di kamar mandi.

"Kami merasa benar-benar tertipu. Dia harus dihukum seberat-beratnya, bila perlu hukuman mati," tegas Tahrip.

Bader yang dilaporkan berstatus mahasiswa itu kini masih menjalani pemeriksaan di Mapolres Lombok Tengah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com