Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kedatangan Ical Ditolak di Malang?

Kompas.com - 04/06/2013, 11:48 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com — Setelah pernah ditolak masuk ke kampus Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang, Jawa Timur, April lalu, Aburizal Bakrie, calon presiden RI dari Partai Golkar, tak juga kapok kembali masuk kampus tersebut.

Kedatangan kedua Ical, Selasa (4/6/2013) pagi ini, juga ditolak oleh puluhan mahasiswa Unibraw. Mahasiswa menolak kedatangan Ical dan rombongannya karena membawa atribut Partai Golkar.

Atribut Partai Golkar terpasang di beberapa mobil rombongan Ical yang ada di belakang. Melihat kejadian tersebut, puluhan mahasiswa serentak langsung memberikan poster bertuliskan "Belum kapok bawa atribut parpol" di belakang salah satu mobil yang mengikuti ARB.

Menurut Korlap aksi, Reza Pahlevi, salah satu mahasiswa Hubungan Internasional Fakultas FISIP Unibraw, mahasiswa menolak atribut partai masuk kampus karena hanya menjalankan surat edaran dari Dikti.

"Saya hanya menjalankan tugas surat edaran Dikti yang menyatakan bahwa atribut parpol tidak boleh masuk kampus," tegasnya di sela-sela aksi.

Sementara itu, Ical tetap bisa masuk kampus menghadiri acara dialog yang digelar DPP Partai Golkar bekerja sama dengan pihak Unibraw. Dialog tersebut bertema "Membangun dari Desa: Ekonomi, Koperasi dan UMKM serta Pembangunan Kesejahteraan; Pendidikan, Kesehatan, dan Jaminan Sosial".

Dalam dialog tersebut Ical mengatakan, jika dirinya terpilih menjadi presiden, ia akan menerapkan privatisasi aset-aset negara, kekayaan alam Indonesia. "Namun, yang susah, beberapa perusahaan yang durasi kontraknya masih lama. Karena kita tidak tahu sistem kontraknya. Itu yang sulit kita tangani," kata Ical.

Sementara itu, menanggapi soal aksi mahasiswa, Rektor Unibraw Yogi Sugito mengatakan, kedatangan Ical hanya tukar pengalaman saja. "Menurut Pak Ical, perguruan tinggi itu harus banyak memberikan masukan, termasuk pada dirinya yang mencalonkan presiden," kata Yogi.

Menurut Yogi, apa pun konsep yang dibuat oleh perguruan tinggi, jika tidak masuk pada UU pemerintah, maka tidak akan berguna dan terealisasi. "Karenanya, ide-ide atau temuan PT itu penting disampaikan ke calon presiden. PT itu tidak hanya melakukan seminar ke seminar," katanya.

Kunci kesuksesan pembangunan bangsa itu, lanjut Yogi, tergantung peran perguruan tinggi. "Semua calon presiden jika ingin ke UB silakan. Kita terbuka. Pemilu lalu kita undang semua. Tujuannya untuk memberikan masukan," katanya.

Ditanya soal atribut partai masuk kampus dan demo mahasiswa, Yogi mengaku, hanya ada kesalahan teknis saja. "Pak Ical dari acara partai, rombongannya tidak sempat ganti mobil yang beratribut partai. Kita cukup memahami hal itu karena tidak disengaja," kilahnya.

Yang utama, kata Yogi, kampus tidak terpengaruh masuk politik praktis. Sementara itu, ditanya apakah ada tawaran jabatan menteri jika Ical terpilih? Yogi mengaku tidak ada. "Tidak ada. Kalau tahun lalu, saya pribadi ditawari jadi menteri," kata Yogi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com