Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Bukti Sejarah Kolaka Tersimpan di Belanda

Kompas.com - 16/05/2013, 16:04 WIB
Kontributor Kolaka, Suparman Sultan

Penulis

KOLAKA, KOMPAS.com — Ratusan bukti sejarah Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, termasuk catatan asal usul Kolaka dan peta Kerajaan Mekongga yang merupakan suku asli masyarakat Kolaka, saat ini berada di museum dan beberapa tempat di negara Belanda. Hal ini diungkapkan Profesor Laniempe saat berdiskusi dengan rektor Universitas 19 November (UNS), Dr Azhari, di kampus UNS, Kolaka, Kamis (16/5/2013).

Menurut Laimpe, saat berkunjung ke Belanda beberapa waktu lalu, dia sempat melihat sejumlah daftar situs kebudayaan Kolaka di negeri Belanda. Hanya, dia tidak bisa berbuat banyak, apalagi mengambil situs budaya tersebut karena harus ada izin dari Pemerintah Belanda serta harus membayar.

Dia menyebutkan beberapa bukti sejarah Kolaka yang dijumpai di Belanda, di antaranya buku tentang Kerajaan Mekongga setebal 44 halaman yang diterbitkan pada tahun 1922. Buku tersebut berjudul Ean en ander over de to laki van Mekongga (zuidoodt-selebes) di Tijdschrift voor indische taal, land-envolken kunde, deel 55 dan buku berjudul Versiag van een reis naar Kolaka setebal 16 halaman yang diterbitkan tahun1921 serta masih banyak lagi.

"Nama Kolaka sudah disebut sejak lama dengan nama Bingkoka (1903), Mengkoka, Mekongga, dan Kolaka. Semua itu (bukti sejarah, red) saat ini masih tersimpan rapi di beberapa tempat yang ada di Belanda. Bahkan, dari informasi yang saya peroleh, saat zaman penjajahan Belanda dulu, tiap lima tahun, petanya diperbarui," ungkap Profesor Laniempe, Kamis (16/5/2013).

Di tempat yang sama, Rektor Universitas 19 November Kolaka, Dr Azhari, mengatakan, setelah USN menjadi universitas negeri, pihaknya akan melakukan penggalangan dana untuk mengambil naskah dan foto-foto Kolaka yang saat ini masih berada di Belanda. Hal ini dilakukan agar identitas dan sejarah Kolaka tidak hilang, sekaligus nantinya menjadi sumber ilmiah dan cagar budaya.

"Nantinya di USN akan dibuka pusat kajian budaya. Ini masuk dalam studi budaya di USN. Semua perlu kita kumpulkanlah, apalagi tentang budaya Kolaka itu sendiri. Saya tertarik dengan penjelasan Profesor Laniampe dan dia sudah melihat banyak sejarah Kolaka di negeri orang," jelas Azhari.

Sebab, kata Azhari, data yang lengkap berasal dari Belanda, yang membedakan asal usul raja dan penduduk negeri. Terlebih lagi, data Kolaka ada tiga jenis, yakni dalam catatan bahasa Inggris dan Belanda serta naskah-naskah kuno, belum lagi dalam bentuk foto dan peta.

Dia juga berharap Pemda Kolaka bisa berperan serta dalam mengembalikan bukti sejarah Kolaka yang terletak di Belanda. Dengan seperti itu, kejelasan masalah sejarah Kolaka bisa pasti dan tidak simpang siur seperti saat ini yang banyak versinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com