Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Subsidi Dicabut, Nelayan di Sebatik Kolaps

Kompas.com - 19/04/2013, 21:58 WIB
Lukas Adi Prasetya

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com — Nelayan di daerah perbatasan seperti di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, berharap agar bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi terutama bensin tersedia cukup. Subsidi BBM juga jangan dicabut karena nelayan bisa kolaps akibat tidak kuat membeli BBM.

Masjidil, Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sebatik, mengatakan, rencana pemerintah menerapkan dua harga BBM membuatnya resah. Pemerintah masih membahas harga BBM untuk mobil dan motor. "Lha, harga BBM untuk nelayan berapa?" tanyanya.

Harga BBM di tingkat SPBU Rp 4.500 per liter tidak pernah dinikmati nelayan perbatasan seperti di Sebatik. Mereka mengandalkan BBM yang dijual Agen Penjual Minyak Solar (APMS) yang harganya di atas harga SPBU. Bahkan, sering harus membeli bensin eceran Rp 8.000-Rp 10.000 per liter.

"Tolong perhatikan nasib nelayan di perbatasan. Kalau harga BBM harus dinaikkan karena subsidi dicabut, tolong untuk nelayan dikecualikan. Ada 2.600 nelayan dan 1.300 kapal nelayan di Sebatik saat ini. Dengan dengan harga BBM sekarang pun, kami sudah kelabakan karena setiap berlayar setidaknya butuh 30-40 liter," katanya.

Nelayan Sebatik biasanya membeli bensin dari salah satu APMS di Tarakan ketika mereka berlayar ke Tarakan. Sebab, terlalu mahal jika membeli BBM dari kios eceran di Nunukan.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com