Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alumni ITB Kunjungi Keluarga Korban Dugaan Penganiayaan Oknum TNI

Kompas.com - 17/04/2013, 08:23 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com — Aksi anarkistis yang diduga dilakukan oleh oknum tentara terhadap Wibowo (41), warga Kampung Sanggrahan Wates, Magelang, memunculkan keprihatinan masyarakat. Banyak pihak yang kemudian bersimpati kepada keluarga korban, termasuk dengan mendatangi rumah duka dan memberikan santunan atau sekadar mengucapkan belasungkawa.

Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) adalah salah satu pihak yang bersimpati tersebut. Selasa (16/4/2013) siang, IA-ITB yang diwakili Untung Eddy Purnomo menyampaikan rasa dukacita dan memberikan santunan kepada istri Wibowo, Niken.

"Saya mewakili teman-teman IA-ITB sekaligus saya sebagai warga Sanggrahan sangat prihatin atas kejadian ini. Kami juga sangat menyayangkan para pelaku yang diduga oknum tentara itu sampai tega menyiksa korban selama tujuh jam sampai akhirnya korban meninggal," tutur Eddy, Selasa (16/4/2013).

Eddy pun mengaitkan kasus ini dengan pernyataan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono yang pernah menyatakan dukungan pada anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD yang menyerang Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta, beberapa waktu lalu. "Kami ingin tahu bagaimana tanggapan Hendropriyono atas kejadian ini. Terang-terangan dia mendukung aksi Kopassus menyerang Lapas Cebongan. Nah, sekarang ada oknum TNI yang tega menyiksa warga sipil, saudara kami, Wibowo," ujarnya.

Menurut Eddy, dalam kasus Wibowo ini diduga kuat juga ada pelanggaran HAM berat. Karenanya, IA-ITB meminta Pangdam IV/Diponegoro yang memiliki kewenangan penuh atas wilayah Rumah Sakit Tentara (RST) dr Soedjono segera menyelesaikan kasus tersebut hingga ke proses hukum di peradilan umum. "Sejauh ini kami sudah berbicara dengan Kontras, mereka sangat terbuka dan bersedia membantu jika memang dibutuhkan, terutama dari pihak keluarga," tambah salah satu pengurus IA-ITB ini.

Sementara itu, sejak meninggalnya Wibowo, Sabtu (13/4/2013) lalu, rumah duka di Kampung Sanggrahan Wates, Kota Magelang, tidak pernah sepi dari kunjungan tetangga dan kerabat. Mereka amat menyesali kejadian itu serta memberikan dukungan kepada istri korban.

"Sejak tiga hari yang lalu, para saudara dan tetangga menggelar doa bersama. Rencananya sampai tujuh hari ke depan," ujar Suntoro (71), sesepuh Kampung Sanggrahan. Dia berharap kasus yang menimpa Wibowo segera terungkap. Dia bersama para tetangga juga menyatakan akan mendukung serta melindungi keluarga almarhum Wibowo yang semasa hidup memang dikenal baik.

Seperti diketahui, Wibowo warga Kampung Sanggrahan Wates, Kota Magelang, Jawa Tengah, diduga tewas dianiaya sekelompok orang tak dikenal, Jumat (12/4/2113) dini hari. Aksi itu terjadi karena Wibowo dianggap sering mengintip siswi-siswi SMK Kesdam IV/Diponegoro yang sedang mandi di asrama kompleks Rumah Sakit Tentara (RST) dr Soedjono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com