Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantuan Perumahan Dikuasai Pengusaha, Warga Perbatasan Resah

Kompas.com - 04/04/2013, 00:47 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

ATAMBUA, KOMPAS.com - Bantuan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Desa Lakmaras dan Desa Henes, Kecamatan Lamaknen Selatan, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, yang dimonopoli pemasok bahan bangunan membuat warga dua desa yang menerima bantuan itu resah dan kecewa.

Juru bicara warga, Antonius Mau, saat menghubungi Kompas.com, Rabu (3/4/2013) mengaku kecewa dengan kebijakan instansi terkait yang melibatkan pihak pemasok dalam masalah ini.

"Kami mau bertanya, apakah bantuan MBR dari Kementerian Perumahan Rakyat ini untuk memberdayakan masyarakat kecil, atau untuk meningkatkan ekonomi pemasok bahan bangunan di Kabupaten Belu?" kata Mau.

"Sebab semua pengelolaan uang untuk membeli bahan-bahan bangunan, harus melalui pemasok. Ini namanya sudah monopoli," kata Antonius.

Menurut Antonius, bantuan MBR sebesar Rp 11 juta yang dikirim dalam dua tahap itu sebenarnya harus dikelola warga sehingga mereka bisa membangun rumah sampai tuntas, meskipun dengan dana yang terbatas.

Tetapi anehnya, lanjut Mau, dana bantuan itu malah dikirim melalui rekening pemasok bahan bangunan, akibatnya pekerjaan jadi tersendat.

"Rumah kami yang seharusnya sudah selesai, tetapi karena pemasok yang menaikan harga bahan bangunan maka sampai saat ini hasilnya tetap begini. Contohnya seperti seng yang biasa dijual di toko bangunan di Atambua, per lembarnya Rp 35.000, tetapi oleh suplayer malah dinaikkan menjadi Rp 46.000," beber Antonius Mau.

Sehingga Antonius berharap, pemerintah daerah Kabupaten Belu melakukan evaluasi terhadap program itu dengan membatasi ruang gelar para pemasok bahan bangunan sehingga mutu bangunan rumah yang dihasilkan benar-benar berkualitas.

"Pemerintah pusat itu selama ini sangat baik dengan terus memberikan perhatian dan bantuan, namun ketika sampai daerah sering dijadikan sebagai proyek yang ujung-ujungnya akan menjadi keuntungan untuk pengusaha dan pejabat daerah. Sementara masyarakat yang menjadi prioritas bantuan, malah hanya dapat sisanya saja," tambah dia.

Menanggapi masalah ini, Wakil Bupati Belu, Ludovikus Taolin mengatakan keterlibatan pemasok bahan bangunan dalam penyaluran proyek ini sangat dimungkinkan.

Apalagi, lanjut Ludovikus, lokasi Kecamanan Lamaknen Selatan yang terpencil di dekat perbatasan Timor Leste sangat menyulitkan komunikasi.

"Nanti saya panggil camatnya untuk minta data-datanya. Menurut saya masyarakat kalau diberi bantuan uang kontan, kemungkinan besar malah digunakan untuk judi, pesta adat dan sebagainya. Sehingga, jika melibatkan para pemasok bahan bangunan ini, saya rasa bisa dipertimbangkan juga,"  ujar Ludovikus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com