Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Tasik Usir Jurnalis Peliput Audiensi "Dugaan Korupsi"

Kompas.com - 05/03/2013, 22:44 WIB
Kontributor Ciamis, Irwan Nugraha

Penulis

TASIKMALAYA, KOMPAS.com -- Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum memerintahkan bawahannya untuk melarang para jurnalis meliput audiensi soal dugaan korupsi dana alokasi khusus (DAK) tahun 2012 untuk pembangunan sekolah dasar di Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (5/3/2013) siang.

Audiensi bersama Tasikmalaya Coruption Watch (TCW) itu membahas dugaan penyelewengan anggaran negara sebesar Rp 119 miliar. Berdasarkan data di TCW, dana sebesar itu dialokasikan membangun dan merehab ratusan sekolah dasar di seluruh wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Namun, setelah melampui batas akhir, beberapa pembangunan sekolah masih belum selesai. Padahal, pencairan anggaran telah dilaksanakan oleh pemerintah kepada seluruh rekanan pada akhir Desember 2012.

Pelarangan liputan itu berawal saat beberapa jurnalis cetak dan elektronik di Tasikmalaya memenuhi undangan TCW untuk meliput audiensi dugaan korupsi DAK di Pendopo Lama, Tasikmalaya, Selasa siang. Hadir saat acara Bupati Uu Ruzhanul Ulum didampingi Sekretaris Daerah Abdul Kodir dan beberapa pejabat eselon dinas terkait. Seperti kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD), kepala Inspektorat, sekretaris Dinas Pendidikan, kepala Seksi Pendidikan Dasar serta tujuh orang dari TCW.

Saat audiensi dimulai, dua orang jurnalis cetak memasuki ruangan lebih dulu untuk mengambil foto kamera. Pasalnya, sebelumnya TCW telah mengatakan acara itu dilaksanakan secara terbuka bagi awak media.

Namun, tiba-tiba bupati memerintahkan sekda untuk melarang peliputan audiensi dugaan korupsi itu dengan menghampiri dua orang jurnalis cetak yang telah berada di ruangan. Sekda pun berjanji setelah audiensi, bupati akan menggelar konfrensi pers. Para jurnalis pun disuruh menunggu di depan rumah dinas bupati, yang masih satu kompleks dengan lokasi acara.

"Nanti pak bupati akan konfrensi pers setelah acara," singkat Sekda Tasikmalaya, Abdul Kodir kepada sejumlah awak media, sembari mengusir keluar jurnalis yang berada di dalam ruangan.

Setelah akhir acara, para jurnalis pun hendak memintai keterangan terkait hasil audiensi dugaan korupsi DAK tahun 2012 tersebut. Namun, bupati enggan berkomentar dan seakan menghindari awak media. Bahkan Bupati Uu menyelinap keluar melalui pintu samping, tanpa diketahui para jurnalis yang telah menunggunya.

"Oh, bapak udah pada keluar. Di sini sudah enggak ada siapa-siapa," terang salah seorang petugas Pendopo Lama Tasikmalaya kepada sejumlah wartawan saat ditanya keberadaan bupati.

Di bagian lain, Ketua TCW, Dadih Abdul Hadi mengatakan, pihaknya menemukan beberapa sampel bangunan sekolah yang didanai DAK tahun 2012 di Kabupaten Tasikmalaya, bermasalah. Belasan bangunan belum selesai pembangunannya, namun proyek anggaran telah dicairkan kepada seluruh rekanan. Permasalahan muncul, setelah ada isu beberapa rekanan DAK ini adalah titipan bupati dan pejabat.

"Malah ada yang sama sekali tidak dikerjakan oleh rekanan. Kami sudah mengecek ke lapangan sebagai sampel, ada 17 bangunan sekolah dasar tak selesai proyeknya. Padahal batas waktu sudah habis dan anggaran telah dicairkan pada Desember 2012 lalu," kata Dadih.

Dugaan korupsi anggaran proyek DAK Kabupaten Tasikmalaya tahun 2012 ini menyebabkan terganggunya proses belajar dan mengajar siswa. Seperti di salah satu sekolah dasar di Kecamatan Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya. Sejumlah murid terpaksa belajar tanpa menggunakan kursi dan meja, karena pengadaan prasarana sekolahnya belum terealisasi, padahal pencairan anggaran DAK telah direalisasikan seluruhnya oleh pemerintah setempat pada akhir tahun 2012. Anggaran proyek DAK pun bukan hanya diperuntukkan pembangunan ruang kelas saja, tetapi juga untuk sarana dan prasarana sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com