Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bapak dan Anak Tewas Tersambar Petir

Kompas.com - 27/02/2013, 15:43 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis

PAMEKASAN, KOMPAS.com -- Martolo (60) bersama anak bungsunya, Wahyudi (25), ditemukan tewas di pantai Desa Jumiang, tepatnya di Dusun Kotasek, Kecamatan Pademawu, Pamekasan, Jawa Timur, Rabu (27/02/2013). Di tubuh kedua korban terdapat luka bakar.

Kedua warga Dusun Kotalon, Desa Jarin, Kecamatan Pademawu itu meninggal diduga akibat tersambar petir pada Selasa malam saat keduanya menjaring ikan di lokasi tersebut.

Menurut Usman, tetangga korban, luka bakar paling parah dialami Wahyudi mulai dari dahi, dada hingga perut. Sementara Martolo hanya mengalami luka bakar di kepala sebelah kiri. Mayat korban ditemukan warga di sekitar lokasi kedua korban mencari kerang.

"Mungkin kedua korban disambar pertir. Pasalnya semalam terjadi hujan lebat disertai petir," kata Usman.

Jika melihat dari luka yang dialami korban, Usman menduga yang kali pertama terkena petir adalah anaknya, baru kemudian bapaknya.

Berita kematian kedua korban ini sangat mengejutkan pihak keluarga korban. Sinar (50), istri korban tak kuasa menahan sedih. Kedua orang itu menjadi tumpuan hidup keluarganya. Pekerjaan korban sehari-hari hanya menjaring ikan di laut. Ikan hasil tangkapan sebagian dijual dan sisanya dimakan bersama keluarga.

Mastur, teman kerja korban menceritakan, kedua korban berangkat dari rumahnya Selasa (16/02) pukul 14.00 WIB. Setibanya di lokasi kejadian, kedua korban tidak langsung menebar jaring ke tengah laut karena kondisi air laut masih pasang. Diperkirakan korban menebar jaring sekitar pukul 16.00 WIB.

"Sekitar pukul 19.00 ada petir dua kali, tapi yang pertama tidak begitu besar. Mungkin korban terkena petir yang kedua kalinya yang lebih besar, dan sesudah itu tidak lagi terdengar suara petir serta hujan mulai reda," terangnya.

Mayat kedua korban langsung dibawa ke rumah duka untuk dilakukan proses pemakaman. Proses pemakaman sedikit mengalami hambatan karena warga yang memandikan harus bergiliran. Jenazah Martolo dimandikan lebih awal, setelah itu baru jenazah anaknya. Selain itu, air untuk menyucikan jenazah juga mengalami kesulitan karena harus mengambil dari rumah warga lainnya yang memiliki sumur.

Di bagian lain, Kapolsek Pademawu Ajun Komisari Polisi Edy Sunyata memastikan, korban tewas karena disambar petir. Hal itu dibuktikan dengan bekas lukar bakar di tubuh kedua korban.

Saat ditemukan pertama kali, kedua jenazah korban sudah dalam keadaan kaku. "Lokasi penemuan mayat korban memang rawan terjadinya petir. Diperkirakan mayat sudah 12 jam lebih berada di laut sehingga sampai kaku," terang Edy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com