Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Flu Burung Menyerang Itik di Sragen

Kompas.com - 13/02/2013, 10:19 WIB
Sri Rejeki

Penulis

SRAGEN, KOMPAS.com  - Flu burung menyerang itik-itik di tiga desa yang tersebar di tiga kecamatan di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, yakni di Desa Celep Kecamatan Kedawung, Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan, dan Desa Pelemgadung Kecamatan Karangmalang.

Selama sepekan terakhir lebih dari 3.000 itik mati di ketiga desa tersebut. Sebagian besar adalah anak itik yang usianya 1-1,5 bulan.   Hasil uji cepat (rapid test) di Desa Cemeng dan Desa Pelemgadung, itik positif terserang flu burung.

Sedangkan uji cepat di Desa Celep hasilnya negatif. "Alat yang kita gunakan untuk ayam dan burung sehingga jika diterapkan pada itik, hasilnya bisa negatif atau positif meski sebenarnya positif.

Melihat dari gejala klinisnya, itik-itik di Desa Celep juga mati karena flu burung," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertenakan dan Perikanan Kabupaten Sragen Mulyani Sriwiyati, Rabu (13/2/2013).  

Seorang peternak di Desa Celep, Sri Suparti (45) mengungkapkan, selama sepekan terakhir lebih dari 2.000 ekor itik petelurnya mati. Gejalanya, mata keputihan, kepala berputar-putar, tidak nafsu makan, lemah, tidak lama mati.

"Itik saya dari 3.400 ekor kini kurang dari 1.000 ekor. Bangkai itik mati ada yang dipendam, ada juga yang tertinggal di sawah atau sungai," katanya.  

Sebenarnya, di Desa Celep pernah terjadi kasus serupa pada bulan November 2012, namun tidak segera dilaporkan. Saat petugas datang pada bulan Desember, kematian itik sudah tidak terjadi.

"Untuk kasus baru sekarang, petugas dari Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta sudah datang Senin sore mengambil bangkai, usap kloaka dan trakea itik.

Flu burung untuk itik kasus baru di Sragen dan Jawa Tengah pada umumnya. Sementara ini diketahui virusnya tetap H5N1, hanya mungkin clade atau sub-jenisnya yang berbeda," ungkap Mulyani.  

Ketua Kelompok Peternak Bebek Rejeki Agung di Desa Celep, Hardi mengungkapkan, saat serangan November lalu, ada lebih dari 1.000 itik milik 30 peternak yang mati dalam dua pekan.

Hardi kehilangan 120 dari total 400 ekor bebek yang dimilikinya. Sedangkan Sri Suparti kehilangan 270 ekor dari 350 ekor itik pedaging yang dimilikinya.  

Dalam kondisi ini, menurut Mulyani, biosekuritas peternakan harus ditingkatkan untuk mencegah penularan. Penyemprotan dengan desinfektan terhadap kandang harus dilakukan 2-3 kali sehari.

"Kami masih memiliki persediaan desinfektan hingga bulan Maret dari sisa anggaran 2012. Peternak bisa mendapatkannya gratis hanya saja penyemprotan dilakukan mandiri," kata Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com