Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Antikorupsi, Mahasiswa Bentrok dengan Polisi

Kompas.com - 06/02/2013, 16:33 WIB
Kontributor Kolaka, Suparman Sultan

Penulis

KOLAKA, KOMPAS.com — Puluhan mahasiswa Universitas 19 November Kolaka, Sulawesi Tenggara, yang tergabung dalam Pusat Studi Mahasiswa dan Himpunan Mahasiswa Pemuda Pelajar Wolo terlibat bentrok dengan petugas satuan polisi pamong praja dan polisi di halaman depan kompleks Gedung Bupati Kolaka.

Bentrokan dipicu aksi puluhan mahasiswa yang mendesak masuk ke kompleks kantor bupati guna mencari staf Bappeda Kolaka bernama Siti Raudah. Siti Raudah sendiri dituding menyelewengkan dana Bantuan Swadaya Perumahan Swadaya (BSPS) Kementerian Perumahan Rakyat di Desa Lapao-Pao, Kecamatan Wolo.

Awalnya, massa yang dipimpin Anhar tertahan blokade aparat keamanan dari Polres Kolaka yang didukung Satuan Polisi Pamong Praja di pintu gerbang kantor Bupati Kolaka. Situasi pun terlihat memanas karena pengunjuk rasa yang terus memaksa merangsek masuk ke kantor Bupati, mampu menjebol barisan aparat.

Aksi kejar-kejaran antara aparat dan mahasiswa pun terjadi. Bahkan, puluhan mahasiswa terlibat adu fisik dengan aparat keamanan. Karena jumlah aparat lebih dominan, akhirnya demonstran berhasil dipukul mundur. Beberapa mahasiwa terkena pukulan dari anggota satpol PP.

"Kami ke sini aksi damai, bukan untuk berperang dengan aparat. Biarkan kami masuk untuk mencari ibu Siti Raudah karena dia adalah biang dari semua masalah ini. Tolong aparat keamanan jangan menghalangi kami. Bukti telah kami serahkan kepada kejaksaan untuk ditindaklanjuti dan kepala kejaksaan sendiri akan memprioritaskan masalah ini," ujar Anhar, orator aksi tersebut, Selasa (6/2/2013).

Setelah berunjuk rasa di depan kantor bupati, demonstran kemudian melanjutkan aksi ke DPRD Kolaka. Di gedung wakil rakyat itu, para pendemo menuntut agar Ketua DPRD Kolaka Parmin Dasir segera menggelar hearing bersama pejabat Bappeda. Sayangnya, di hadapan pengunjuk rasa, Parmin Dasir didampingi wakilnya, Tajuddin, tak bisa memenuhi permintaan pendemo.

"Prinsipnya, kami sangat mengapresiasi teman-teman. Namun, hari ini tidak bisa dilakukan hearing karena sejumlah anggota Dewan sedang reses terkait persoalan yang sama (dugaan penyelewengan dana BSPS) yang sebelumnya telah disampaikan dari beberapa warga penerima bantuan. Jadi, tolong bersabar, besok hearing bisa dilakukan," kata Parmin Dasir.

Keributan kembali terjadi di DPRD Kolaka. Mahasiswa yang kecewa terlihat geram dengan cara berteriak, mencaci maki, serta menghancurkan helm mereka sendiri. Setelah puas menyampaikan kekesealannya, para demonstran kemudian membubarkan diri dengan tertib. Mereka mengancam akan berunjuk rasa lagi dengan massa yang lebih banyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com