BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com — Banjir yang akhir-akhir ini sering terjadi di Bandar Lampung dipicu sejumlah hal, yaitu sampah, penyempitan sungai dan drainase, serta curah hujan tinggi. Hal ini disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lampung Budiharto, Jumat (1/2/2013).
"Banjir kali ini lebih besar dari tahun 2008. Selain curah hujan tinggi akibat perubahan iklim, itu karena ulah manusia," ujarnya. Ia mengatakan, dengan kontur wilayah yang berbukit-bukit, tidak lazim jika Kota Bandar Lampung terus-menerus terkena banjir, seperti terjadi akhir-akhir ini.
"Kita lihat, sungai-sungai dan saluran air menyempit karena pembangunan. Di sini, banyak pengembang (perumahan) yang tidak berwawasan lingkungan dan bencana sehingga tidak membuat drainase dengan baik," tuturnya.
Sempit atau tidak baiknya drainase ditambah banyaknya tumpukan sampah mengakibatkan aliran air menjadi macet lalu menimbulkan banjir. "Seperti terjadi di (drainase) Jalan Hasanuddin, di sana sampahnya mencapai 5 truk. Bonggol kayu kelapa, bambu, dan sampah memacetkan aliran air," ujarnya.
Ia pun merekomendasikan Pemerintah Kota Bandar Lampung memperbaiki drainase, menertibkan rumah warga di bantaran kali, dan menyosialisasikan larangan membuang sampah di sungai atau drainase untuk mencegah berulangnya banjir di ibu kota Provinsi Lampung ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.