Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petambak Plasma CPB Temui AJI Bandar Lampung

Kompas.com - 25/01/2013, 15:55 WIB
Yulvianus Harjono

Penulis

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com- Perwakilan petambak plasma PT Central Pertiwi Bahari (CPB) datang ke Sekretariat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandar Lampung, Jumat (25/1/2013). Mereka menceritakan duduk persoalan konflik antar-petambak dan kemitraan.

Empat orang petambak plasma yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Petambak Plasma (Forsil) CPB itu dipimpin ketuanya, Cokro Edy Prayitno. Mereka yang didampingi kuasa hukumnya ditemui Ketua AJI Bandar Lampung Wakos Reza Gautama dan sejumlah jurnalis lainnya.

Dalam pertemuan itu, para petambak plasma ini menceritakan soal kondisi mereka yang ditelantarkan dan disudutkan perusahaan. "Kami sebetulnya tidak pernah ingin memisahkan diri dari kemitraan. Yang kami tuntut hanya perbaikan dari pola kemitraan yang berjalan selama ini demi kelangsungan budidaya dan perusahaan," ujar Cokro Edy.

Ia mengatakan, di luar 700 petambak yang mendapatkan program budidaya parameter baru, ribuan petambak kini terlantar. "Sejak Desember, di luar mereka yang berbudidaya, petambak tidak lagi mendapat pinjaman biaya hidup bulanan (Rp 1,5 juta) dan natura (senilai Rp 480.000). Sementara, lebih dari 7 bulan kami tidak berbudidaya," ujar dia.

Upaya untuk bertahan hidup dengan menjual barang-barang bekas pun, ucapnya, dihadang kelompok petambak peduli kemitraan (P2K). "Padahal, kami sudah lapor ke Polres dan gubernur untuk menjual barang-barang bekas ini mengingat sudah tidak lagi ada pendapatan," ujarnya.

Ia menduga, tersendatnya budidaya itu terjadi karena kesulitan keuangan perusahaan. "Kami sebetulnya sudah berupaya memberikan masukan, misalnya perbaikan infrastruktur budidaya, efesiensi biaya, dan lainnya. Namun, dengan arogan, kami malah dipojokkan dan dikriminalkan. Kami dianggap mengingkari kemitraan," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com